Aku duduk diam di atas sebuah bangku yang berada di dekat jalan.
Awan biru menemani waktuku untuk sendiri. Ku tatap jalan. Dalam pandanganku, terlihat mobil berlalu lalang, orang berjalan di depanku, ada yang menyebrang, ada yang lewat begitu saja di depanku.
Aku pejamkan mataku. Seketika menjadi gelap, lalu ku buka kembali.
Waktu seakan berputar cepat. Yang berjalan maju berjalan begitu cepatnya. Seakan jarum jam diputar maju dengan cepat.
Aku pejamkan mataku kembali. Dalam hening aku rasakan waktu mendekatiku. Ku buka kembali mataku. Dan seketika mereka yang berjalan maju menjadi mundur. Terlihat ibuku, ayahku, kakakku,temanku, dan aku. Hidupku dahulu seakan terputar kembali.
Dimana aku? Seakan aku menatap pada sebuah jalan yang bercerita tentang aku. Jantungku berdenyut kencang. Maju mundur yang terlihat menjadi menakutkan. Aku pejamkan mataku kembali.
Semoga berakhir, pikirku. Ku berhitung dalam hati, hingga hitungan ke sepuluh ku buka mataku. Diam. Sekarang jalan yang terlihat tidak bergerak. Sekarang, tidak hanya aku saja yang diam.
Aku bangkit dari bangku tempatku duduk diam. Aku berjalan pelan-pelan. Hingga akhirnya aku melihat diriku terbaring di depan mobil yang berhenti,
Air mataku mengalir begitu saja. Jalanan yang barusan aku lihat seakan seperti cerita dalam film. Tidak ada lagi aku di waktu yang berputar. Tidak di waktu maju. Tidak di waktu mundur. Karena waktuku telah berhenti. Jalan yang ku tatap telah berakhir. Suara teriakku, isak tangisku, takutku, sesalku, tidak lagi di dengar oleh waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!