oleh : Candella Sardjito
blog : http://ceritahujancandella.blogspot.com/
twitter : @heykandela
Aliran air mengenai bebatuan hitam di atas sana, semakin ke bawah, sang air pun mengalir kian deras, menuruni setapak demi setapak undakan yang terjadi di jeram mini itu. Sepertinya pemandangan itulah yang harus kusaksikan kali ini, saat-saat ia akan melepaskanku bersama perahu yang muat dengan ukuranku, melalui air terjun yang semakin bertubi-tubi.
Aku tahu, begitu menyentuh air, nyawaku pun akan terhapus, luntur dan seakan hanyut ditelan derasnya air sungai. Ingatanku tentangmu – dan tentang manusia itu – akan segera memudar, seperti salah satu adegan dalam film Eternal Sunshine of The Spotless Mind, yang diperankan oleh aktor ternama yang selalu kamu sebut namanya, Jim Carey dan Kate Winslet. Berkali-kali kamu ucapkan, “Andai di dunia nyata, kita mengenal Lacuna.Inc, perusahaan yang bisa bikin aku ngelupain dia seutuhnya!” dan sekali lagi kamu ucapkan bahwa kamu ingin melupakan segenap kenangan bersamanya.
Merelakan dan melupakan adalah suatu hal yang sulit, teman. Setidaknya, kamu memiliki otak, dan ingatan, yang akan secara otomatis menyimpan data-data kenangan manis yang telah kamu rangkai bersamanya. Dan kamu ingin melupakan semua itu? Merelakannya pergi, untuk tak pernah kembali lagi?
Aku cemburu, aku sangat cemburu padamu, hey wajah manis yang berdiri di tepian sungai ini. Kamu bisa mengingat kisah-kisah indahmu itu dengan jelas, sedangkan aku? Aku hanyalah seonggok kertas yang dijilid dengan ring besi di tepiannya, bertorehkan coretan-coretan kata pelampiasan hati atas apa yang telah terjadi. Kamu dan aku, berkomunikasi di sini, dari hatimu, turun ke tangan, dan langsung menembus hatiku pelan-pelan. Ingatanku tentangmu, dan tentangnya, hanya terdapat dalam tinta warna-warni yang mulai menghilang ini.
Ingatanku saat pertama bertemu, saat kamu melihatku di sebuah toko kecil dengan interior nan rapi, bernuansa putih bersih di sana-sini. Aku ada di rak ketiga, di sebelah pojok kiri. Dan aku tahu, pertama kali kamu menatapku, kemudian menggenggam tubuhku erat, aku seakan berkata padamu, “Halo, aku memang tercipta untukmu, kawan!”
Tiga tahun, yaa.. tiga tahun indah bersamamu, suka, duka, tangisan histeris, sedikit ingus yang menggenang di permukaan kertasku, hingga mengalami rasanya dilempar olehmu, untuk kemudian dipeluk erat kembali. Tangan itu hangat, sangat hangat.
Dan kini, aku tahu, sudah terlalu pahit untuk tetap bersamaku, mengetahui setiap cerita yang kamu miliki, selalu berkisah di dalam tubuh-tubuh kertasku yang sudah mulai menguning. Untuk itulah, kamu harus melepaskanku, dari genggamanmu, bahkan dari ingatanmu.
Jika menurutmu ini berat, bagiku, melepaskanmu seakan menghempaskan nyawaku. Karena nyawaku, bergantung pada tinta dan kata-kata yang selalu kamu ungkapkan padaku. Karena seluruh hidupku, adalah untuk menjadi sahabat setiamu, menemani setiap perasaan kesepian ataupun bahagiamu.
Satu jeram..
Dua jeram..
Tiga jeram terlewati..
Dan akupun kian luntur, kertasku pun kian melunak, dan kemudian tersobek perlahan. Selamat tinggal, bersama air dan perahu kertas mini berwarna jingga, aku akan pergi, dan aku akan melepaskanmu - harus melepas seluruh nyawaku, yang merupakan kenangan dan kisahmu di permukaan tubuhku.
Terimakasih ya hey, terimakasih atas semuanya…
-enamenamsebelas-tujuhpagi-lewatsebelasmenit-
Blog untuk memajang hasil karya partisipan #WritingSession yang diadakan setiap jam 9 malam di @writingsession. Karena tidak ada yang bisa menghentikan kita untuk berkarya, bahkan waktu dan tempat.
Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!
pemilihan katanya indah kane ;)
BalasHapusaku gak mengerti apa yang ingin disampaikan. tapi... aku rasa aku gak perlu mengerti. biarkan maknanya liar bebas berkelana. tapi... aku bisa menikmati tulisannya. itu yang penting....
BalasHapusselalu suka gaya bertutur kane.. bikin kita merasa seperti si obyek tulisan, kali ini seakan mengalir dalam sungai :)
BalasHapuswell done!