Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Sabtu, 25 Juni 2011

"Ya, Aku Cinta Kamu…"


Oleh @faizalegi

Kalimat itu, dulu pasti otomatis terucap setelah kau bertanya
"Apakah kamu mencintaiku?". Namun sekarang tidak sama lagi.

Sore ini kau memintaku untuk menemuimu di taman kota, tepat di
bawah pohon dimana pertama kali kutempelkan bibirku di bibirmu yang
ranum delapan tahun yang lalu. Aku duduk di bangku taman yang penuh
dengan coret - moret nama para pasangan yang sedang dihinggapi cinta.
Mungkin seharusnya dulu kita juga ikut menuliskan nama kita disini,
mungkin dengan seperti itu kita dapat selalu bersama, mungkin dengan
seperti itu kamu tidak perlu meninggalkanku seperti dua tahun
belakangan ini.

Aku menunggumu dengan bimbang. Kulihat burung - burung gereja
yang sekejap hinggap di tanah, kemudian terbang untuk bertengger di
dahan, lalu turun ke tanah lagi, begitu seterusnya. Apakah mereka sama
bimbang sepertiku? Entahlah, aku tak dapat membaca pikiran mereka.

Beberapa daun kering jatuh ke tanah, hanya membutuhkan waktu
beberapa detik bagi mereka untuk menyentuh tanah, bukan waktu yang
terlalu lama seperti lamanya kau meninggalkanku. Dan terasa lebih lama
karena kau tak pernah memberiku kabar sedikitpun. Kau pun pergi begitu
saja, hanya meninggalkan sekelumit kalimat "Tunggulah aku, aku akan
kembali untukmu".

Sekarang kau berdiri di depanku, aku pun ikut berdiri,
menyambutmu tentunya. Aku bahagia melihatmu, kata - kata pun tak akan
mampu menjelaskan betapa bahagianya aku saat ini. Bahagia ini
memenuhiku, mendesir bersama aliran darahku yang semakin kencang.
Ingin rasanya aku memelukmu, dan melumatmu hingga semua rinduku ini
tersiratkan. Tapi ada yang menahanku, perasaan bersalah, yang hampir
sama besarnya dengan bahagia yang sedang kurasakan.

Kau tersenyum, mendekat padaku. Tapi aku bahkan tak berani
untuk sekedar memegang tanganmu, aku merasa nista. Aku menunduk, malu
rasanya melihat wajahmu yang seolah berkata "Lihatlah, aku sekarang
disini. Aku kembali untukmu, dan sekarang kita tak akan pernah
terpisahkan lagi". Aku menghela nafas, berusaha untuk membuang
ingatanku tentang semalam. Kuberanikan diri untuk menatapmu dan
membalas senyummu.

Kita duduk berdampingan, dan tiba giliran kau bertanya padaku.
Pertanyaan yang paling kutakutkan, namun juga kupastikan akan keluar
dari mulutmu saat ini. "Apakah kamu masih mencintaiku?"

Aku terdiam sejenak, sapuan angin di bibirku mengingatkanku
pada hangatnya ciuman semalam. Bukan dengan dirimu pastinya. Namun
sekarang kaulah yang ada di depanku, wanita yang sampai kemarin masih
kutunggu dengan kesetiaan penuh.

"Ya, aku cinta kamu", aku tak yakin, namun itulah yang
kukatakan padamu sekarang. Apapun konsekuensinya, biarlah kutanggung
di kemudian hari. Karena saat ini aku hanya tak ingin kau pergi lagi
dariku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!