Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Selasa, 07 Juni 2011

Melepas apa yang kukira adalah Cinta Sejati‏

Oleh: Bryna Budiman

Mukanya sangat lucu, dengan alisnya yang tebal dan senyumnya yang alim. Kukira dia anak yang baik, anak berumur 14 tahun yang
membuat seorang 17 tahun jatuh hati padanya. Hubungan kita berlangsung selama 5 hari dan 5 hari laginya ia tidak berbicara sedikitpun padaku, dan
baru saja ia mengenalkan aku dengan pacar bulenya yang baru dan memaksaku berbicara dengannya, padahal hatiku sudah ingin melepasnya,
tapi karena itu ia membuat hatiku bergejolak sangat keras dan seakan seperti robek dan hancur berkeping-keping. Bagaimana bisa seorang lelaki
melakukan itu kepadamu? Dia pun belum sepenuhnya lelaki karena dia belum melewati transisi menjadi remaja. Namun, aku masih mencintainya.
Bagaimana melepas seseorang yang seakan seperti cinta sejatimu?

Hari-hari pertama pacaran pastilah sangat indah. Perut serasa ada beribu kupu-kupu. Senyum sumringah selalu keluar terpancar dari mukaku,banyak sahabat-
sahabatku berkata aku tambah cantik. Aku menggubrisnya dan berkata ,"Ah, masa!" Kepercayaan diriku rendah, mukaku biasa-biasa saja dan Don itu bagaikan
matahari penyelamat dari kegelapan yang mengikatku dari dalam lubuk diriku. Ia membuat diriku menjadi bebas dan bebas untuk berlari , melompat, menyanyi
dan menjadi apa saja yang kumau. Ia membuatku percaya bahwa semua itu mungkin,

Tak disangka, 5 hari berikutnya ia benar-benar mencueki aku. Sms tidak dibalas, skype, maupun facebook tidak diladeninya omongan dariku. Apakah ia sedang
mempermainkanku? Aku tahu dia salah satu cowok populer di sekolah dan banyak rumor yang berkata dia brengsek, tetapi aku tidak percaya. Betapa naifnya diriku
, betapa bodohnya, betapa sedihnya diriku untuk mencintai individu yang tidak mempunyai respek terhadap kaum wanita. Apa ada yang salah denganku? Hatiku selalu
berkata ya, dan otakku mulai waspada...

Bom berjatuhan, tsunami di otakku, gempa dan bakaran api di hatiku. Otakku sudah berkata tidak, jikalau terus mencintai dia, pendidikan aku tidak akan maksimal dan
aku tidak akan sampai tujuanku untuk ke Universitas Indonesia. Tetapi tetap saja hatiku yang bodoh ini tidak mau mempercayai kata otakku. Sudah waktunya aku melepas dia
, melepas dia dari lubuk hatiku. Aku belajar untuk melepas kepedihan hati, tetapi aku juga jadi yakin bahwa aku tidak ingin kawin,

3 komentar:

  1. Full of emotions....I can feel the happiness when u r in love and the hurt when u r let down....good writing.

    BalasHapus
  2. Haha...aduh, gimana rasanya ya ada beribu kupu-kupu di perut?? Sebuah ungkapan baru yang bisa menggambarkan bagaimana perasaan seseorang bila jatuh cinta!

    BalasHapus

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!