Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Selasa, 24 Agustus 2010

Hal Kecil yang Kubutuhkan

Oleh: Astari Indahingtyas (@astarindah)
Blog: http://astarindah.tumblr.com


“Aah..senang sekali pagi ini sejuk. Mana mendung pula. Kayanya bakal nyaman banget nih berangkat kantor.” Ya..tadi itu adalah celotehan adikku, Vidya. Dia memang suka udara dingin di pagi hari dengan matahari yang belum bersinar. Berbeda denganku, aku tidak suka langit mendung karena itu berarti ada kemungkinan kami akan kehujanan dalam perjalanan ke kantor dan jalanan bisa berubah menjadi monster.



Waktu sudah menunjukkan pukul 6.10 yang berarti waktunya berangkat kerja. Aku pun segera menyalakan mobil dan Vidya pun juga langsung masuk. Kutarik adikku keluar untuk pamit kepada Ibu dan Bapak. Bahagianya masih bisa bertemu dengan orangtuaku di pagi hari, sejenak berbincang saat sarapan dan mendengar keduanya mendoakan kami selamat sampai tujuan.



Baru keluar komplek rumah kami, adikku sudah mulai bicara lagi. “Kak Rania, nasi goreng putih buatan Mama enak banget ya. Perut kenyang, lidah puas dan hati pun senang.” Aku pun hanya tersenyum. Jangan heran ya, Vidya memang terkadang suka berlebihan menanggapi beberapa hal tapi dia adik yang luar biasa. Sepertinya dia terobsesi jadi sastrawan.



Aku dan Vidya melihat berbagai hal dengan cara dan sudut pandang yang berbeda. Hal-hal kecil yang memuaskan indra perasa dan penglihatan adikku adalah kebagiaan baginya. Sedangkan aku, hal-hal kecil yang mengena di hati barulah menjadi pembawa kebahagiaan di hariku.



Perjalanan ke kantor memang cukup melelahkan. Untung saja aku selalu ditemani oleh Vidya yang kebetulan kantornya di satu kawasan yang sama denganku. Bayangkan kalau perjalanan satu setengah jam tanpa kawan! Jujur, aku kurang suka. Jadi buatku, bisa berangkat bareng dengan Vidya dan mengobrol sepanjang perjalanan, sungguh suatu anugerah. Apalagi kami berdua sama-sama suka bercanda, jadi makin lengkap deh.



Selain itu, rasa cintaku yang begitu besar terhadap musik membuatku selalu memasang radio selama perjalanan. Lagi-lagi,musik adalah kesamaan antar aku dan Vidya. Jadi bisa saja di tengah-tengah obrolan, kami berdua sama-sama berhenti untuk menyanyikan lagu yang diputar. Buat aku, mendengar lagu-lagu yang aku suka juga merupakan kesenangan tersendiri. Seperti menambah semangat untuk memulai hari kerja.



Hal remeh temeh lainnya yang bisa membahagiakan aku adalah kembali bertemu teman-teman di kantor. Melihat mereka dan disapa mereka di pagi hari, tentu membuat aku merasa diperhatikan. Selain itu, waktu senggang untuk mengobrol bersama mereka juga merupakan hal yang bisa membangkitkan semangatku. Mungkin terdengar aneh buat beberapa orang tapi memang beginilah aku.



Pekerjaan selalu banyak dan waktu selalu terasa bergerak lamban. Aaah…memang kadang-kadang kerjaan bisa jadi membosankan. Apalagi sekarang ini, jam-jam setelah makan siang. Itu adalah waktu terberat untuk aku. Mata seperti tak bisa berkompromi. Hati juga berteriak mengajak untuk segera pulang. Tiba-tiba aku mendengar suara HP. Wah…sepertinya ada sms. Ternyata memang sms dari Satrio, pacarku. Isinya: Nya, pasti lagi ngantuk-ngantuknya ya? Ayo semangat! Tinggal 2 jam lagi kok. Pengalihan kecil dari kerjaan, apalagi wujudnya perhatian dari pacar, itu selalu menjadi highlight buat aku.



Akhirnya kerjaan selesai. Walaupun lembur satu jam, tapi setidaknya pas dengan si Vidya. Mungkin ini kebetulan tapi suatu kebetulan yang indah. Sepanjang perjalanan, mengobrol bersama Vidya, bernyanyi bersama, dan bergosip tentang apa pun selalu menyenangkan. Tiba-tiba aku mendengar ring tone HP ku dan itu berarti ada seseorang yang mencariku. Semoga bukan bos atau orang kantor. Ternyata Satrio.

“Anya, kamu udah dimana?”

“Aku di jalan pulang. Kamu ?”

“Aku juga kok. Kamu bareng Vidya ga ?”

“Bareng kok, Sat. Ini lagi ngegosipin kamu.”

“Bagus deh kalo gitu. Jadi gak kesepian. Pastinya gosipin aku yang bagus-bagus.”

“Ngarep! Udah dulu ya, Sat. Aku nyetir nih. Ntar jadi ga konsen.”

Obrolan sesaat dengan orang yang mengasihi aku dan kukasihi juga merupakan kebahagiaan buat aku.



Setibanya di rumah, bapak dan ibu juga sudah pulang dalam keadaan sehat. Makan malam juga sudah tersedia di meja makan. Menu malam ini menggiurkan semua. Demi alasan higienis, aku pun mandi terlebih dahulu sebelum makan. Semua orang sudah siap untuk makan. Masih bisa makan malam bersama dengan seluruh anggota keluarga juga selalu memberi rasa damai dan bahagia.



Jadi buatku, perhatian-perhatian kecil dari orang-orang tersayang dan kesempatan berkumpul dan mengobrol bersama teman, adalah hal-hal kecil yang suka terlupakan tetapi selalu membawa kebahagiaan buatku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!