Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Sabtu, 14 Agustus 2010

Hey!


Oleh: Ayudia Triwarhani
http://itsawrap.wordpress.com


Sesaat sebelum meninggalkan ruangan tempat aku dirawat, aku menyadari ada yang terlihat salah dari dirinya. " Hey, dasi kamu berantakan. "
" Hah? " Dia menoleh heran.
" Boleh aku benerin? "
Dia sama sekali tidak berkata apa-apa. Hanya berjalan dan akhirnya langsung berlutut di sebelah tempat tidurku, karena aku tidak bisa bergerak dari tempatku berbaring. Dia tidak mengucapkan sepatah katapun, namun sikapnya seakan-akan mengatakan, silakan. Dalam diam, aku mulai menyentuh dasinya dan memasangkannya dari awal.
" Aku melakukan banyak hal buruk sama kamu. " ucapnya perlahan, tiba-tiba saat tanganku sedang membentuk simpul pertama.
Aku berhenti sejenak membenahi dasinya, dan menatap matanya tajam. " I'm still doing your tie. You don't have to say any word. " Dan dia melakukan apa yang kuminta.
" Done. " ujarku begitu dasinya sudah terpasang rapi.
Dia tidak langsung berdiri, namun segera memegang tanganku yang masih berada tepat di kerah bajunya.
" Maafin aku, ya. "
Aku tercengang, saat aku merasakan tanganku terkena tetesan air. Dia menangis. Seorang lelaki yang aku sangka angkuh dan berhati dingin, sekarang menangis di depanku?
" Aku gak pernah nyangka bakal kaya gini jadinya. Kamu terbaring di sini, it's all my fault."
" Hey… aku gak pernah menyalahkan kamu. Aku di sini kan karena sakit. Bukan karena kamu melakukan sesuatu yang buruk sama aku. "
" Tapi… "
" Shh. Sekarang, kamu punya kewajiban di luar sana. Ayo, cepat berangkat. Kalau kamu terlambat, kamu akan mengecewakan banyak orang. "
Dia melepaskan genggamannya, membiarkan tanganku bebas bergerak lagi. Kemudian dia mengangguk kecil ke arahku sambil bersiap keluar dari ruangan ini.
" I promise I'll come back, as soon as I can. "
Aku hanya tersenyum masam. Saat dia tiba di depan pintu kamar, aku masih tersenyum. Janji yang dia ucapkan barusan, aku tidak pernah yakin akan dia tepati. Dia tidak akan pernah kembali menjadi orang yang aku kenal baik.


--
Ayudia Triwardhani

5 komentar:

  1. eh, ga bisa diganti ya judul linknya? hehehe.

    BalasHapus
  2. waw. satu scene doang. xD

    penulisannya bagus yuu, tapi kalo menurut aku ini terlampau nggantung. is okay siih sebenarnya, tapi buat aku yang orangnya suka penasaran, banyak banget pertanyaan yang ga kejawab disini. hahaha.

    sambungin yu (kalo bersedia tapi). :D

    BalasHapus
  3. Cerita ini belum selesai. Ada aroma kepahitan pada sang istri dan layak utk dijelaskan sedikit mengapa bisa sampai terbaring sakit. Saya yakin ini akan jadi cerpen yg menarik dan ringan dibaca, bahkan mengandung sebuah nilai kekeluargaan, asal sedikit dipoles lagi. Keep writing.

    BalasHapus
  4. hehe. buat @honey sama @socrateslover, makasih masukannya. emang ini tulisan yang belum selesai, tapi pengen berbagi aja walaupun masih mentah banget.
    niatnya emang dibikin jadi satu scene untuk sebuah cerpen, atau mungkin cerita yang lebih panjang lagi.

    BalasHapus
  5. Meski mentah namun menjanjikan :) silakan berbagi apa saja dalam tulisan. Karena menulis adalah merekam jiwa. Kunjungi blog saya kalau ada waktu, atau karya saya Just Another Poem membutuhkan cambukan untuk maju. Terimakasih.

    BalasHapus

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!