Oleh: Azka Shabrina
Dia baru pulang dan ketakutan ketika mendengar telepon itu berdering.
Ia ingin tahu bagaimana membunuh sesuatu yang mati. Yang terus menerus berbunyi, bertalu-talu sampai ke hati. Benarkah sebuah bunyi bisa menyakiti? Bukankah bunyi hanya sebuah substansi? Mengapa bisa membuat dia tampak seperti mati berdiri?
Akulah pelakunya. Yang membuat bunyi itu jadi terasa menyakiti. Sesuka hati aku merubah wujud dan berbisik padanya, “Jangan kau angkat, Tuan Putri. Telepon itu akan membuatmu sesat. Ia akan meledakkan telingamu, membunuhmu, membuat kepalamu berkarat.”
Ya, aku yang membuatnya takut. Lihat, ia begitu patuh. Meski wajahnya hampa ekspresi, aku tahu ia telah berhasil kusentuh. Otaknya kubuat melepuh.
Dering telepon berhenti. Kupeluk Tuan Putri. “Kau lelah, sayang. Kau sedih dan gamang. Benda ini akan mampu membuatmu senang.”
Pandangannya tertuju pada benda diatas meja. Yang berbahaya namun kini membuatnya tertawa. Lihatlah ia, bukankah cantik jelita?
Pisau itu kini di genggamannya. Sebentar lagi akan ia tanam pada tubuhnya. Tanpa ekspresi atau kata-kata.
Hanya aku yang diturutinya.
Aku, Skizofrenia.
wow. singkat, tapi bisa menggambarkan bagaimana skizofrenia menguasai seseorang. saya bukan ahli penyakit psikologis, tapi saya pernah baca beberapa novel dengan latar tokoh utama yang menderita penyakit ini. jadi, begitu baca cerpen ini, saya langsung membayangkan bagaimana seorang skizofrenik sulit membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak.
BalasHapusgood job!
:)
"Pisau itu kini di genggamannya. Sebentar lagi akan ia tanam pada tubuhnya. Tanpa ekspresi atau kata-kata."
BalasHapusKenapa tidak dibunuh saja sekalian? Lalu saya penasaran tentang skizofrenia pasca kehidupan.
Ayudia : terima kasih. saya juga bukan ahli psikologi kok. cuma tiba-tiba punya ide menulis tentang skizofrenia, googling, dan jadinya seperti ini deh :p
BalasHapusindocin : hmm.. kalimat itu maksudnya menggambarkan bahwa dia ingin bunuh diri. maaf kalau penggambarannya kurang. skizofrenia pasca kehidupan? saya kurang mengerti maksudnya, hehe
keren, lama - lama jadi ketagihan baca karyanya azka hehehe
BalasHapus'schizoprenia'-nya bener2 menguasai si tokoh :) keren banget ceritanya! menggambarkan gimana 'schizoprenia' itu jadi teman sekaligus musuh bagi orang2. hehe ... ;) i luv it
BalasHapus