Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Jumat, 20 Agustus 2010

Love Will Find the Way

Oleh Aditryan



Ia menatapku tanpa berkedip. Itu bukan tatapan ngajak berantem. yang pasti aku pernah melihat tatapan semacam itu. tatapan papa ke mama atau sebaliknya. Ya, Itu tatapan cinta.

Sudah menjadi rahasia umum kalau dia menyukaiku. Sebenarnya, kemarin-kemarin sih aku juga menyukainya. Tapi rasa suka itu berubah sejak minggu kemarin. Kenapa? Karena ia menyatakan cintanya.

“Kenapa ngeliatin aku kayak gitu sih?” Terlontarlah sebuah tanya dari rasa salah tingkahku.

“Pengen aja ngeliatin kamu. Abis kamu orangnya geer-an. Hehe” jawabnya dengan senyum jahil.

Sudah hampir 19 tahun aku hidup. Tapi belum ada yang melihatku dengan cara seperti itu. Banyak yang mengatakan cinta, sayang, suka padaku. Tapi tak ada yang melihatku dengan tulus seperti itu.

Minggu kemarin ia menyatakan cintanya setelah 7 bulan mengisi hari-hari ku dengan segala tingkah polahnya yang mengisyaratkan cinta. “Cinta pada pandangan pertama.” Katanya. Ia bilang kalau ia membutuhkan 7 bulan untuk membuktikan cintanya padaku. Setelah dirasa cukup, minggu kemarin ia nyatakan isi hatinya padaku.

“Kenapa ga diterima aja sih? Haha.” Tanyanya setengah bercanda. Tapi aku tahu. Ditengah canda itu ia mengharap sesuatu.

“Abis, kayaknya aku ga cocok sama kamu deh.” Jawabku sekenanya. Sedetik kemudian aku sadar kalau aku telah menyakiti hatinya.

Aku menyukainya. Menyukainya lebih dari yang ia tahu. Bahkan mungkin lebih besar dari cintanya padaku. Tapi tampaknya ego dan gengsiku lebih besar daripada cintaku padanya.

“Ga terlalu penting sih mau diterima apa ngga. Kalo ditolak sih itu resiko yang nembak. Yang penting itu kamu udah tau perasaan aku ke kamu itu gimana.” Jawabnya disertai senyum tulus.

Aku menyesal telah menjawab seperti itu. Ia mencintaiku seakan aku adalah orang yang paling berarti untuknya. Ia mencintaiku melebihi cintanya akan dirinya sendiri. Sedangkan aku, mendobrak gengsiku dengan cinta yang besar ini pun aku tak bisa.

“Dulu aku percaya sama orang yang bilang ‘cinta tak harus selalu memiliki’, tapi sekarang aku mikir lagi. Kalau ga merasa saling memiliki gimana bisa mencintai? Makanya aku ungkapin semua isi hati aku ke kamu minggu lalu. Biar aku merasa memiliki kamu. Biar aku bisa mencintai kamu.” Ungkapnya.

Aku menangis dalam hati. Ingin aku memberitahunya bahwa aku menyukainya. Sangat menyukainya. Aku merasa memilikinya, karena ia memang mencintaiku.

Sampai kapan kamu mau terus bohongin diri kamu sendiri? Sampai kapan kamu selalu kalah sama gengsi kamu sendiri? Mau nyesel terus karena ga bisa jujur buat diri kamu sendiri? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar dalam kepalaku. Ohh please! Kasih tau aku caranya buat bilang itu semua ke kamu!

“Sekarang aku percaya sama orang yang bilang ‘love will find the way’. Jadi apapun jawaban kamu, aku bakalan terima apa adanya. Toh aku seneng udah ngebuat tempat khusus untuk kamu di hati aku, meskipun gak akan pernah kamu isi.”

Air mataku mengalir. Love will find the way. Apakah itu jawaban yang dia kasih untuk kebimbanganku? Beruntunglah aku dicintainya. Berucap terimakasih pun takkan cukup untuk membalas cintanya.

Sudah menjadi rahasia umum kalau dia menyukaiku. Sebenarnya, kemarin-kemarin sih aku juga menyukainya. Tapi rasa suka itu berubah sejak minggu kemarin. kenapa? karena ia menyatakan cintanya.

sekarang aku bukan menyukainya. aku mencintainya.





Bandung, 13092009. 11.36 pm

aditryan

http://catchyourbus.blogspot.com

1 komentar:

  1. astaga tulisannya simpel tapi ngena banget! yang bikin ngena itu adalah narasi panjang ttg penggalian pundi-pundi emosi juga jawaban yang sangat tulus dari si cowok. Ya ampun, gw ga nyangka lagu love will find the way bakal jadi seciamik ini diinterpretasiin.
    Oh iya, gw suka ceritanya, pendek dan membekas di hati, hehee

    BalasHapus

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!