Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Minggu, 15 Agustus 2010

Psikedelia

Psikedelia

Oleh: @frahmadani

http://kotakkayu.wordpress.com


Sekelilingnya adalah cahaya. Biru, magenta, kuning, oranye, putih susu, dan merah yang selembut abu! Terlalu banyak warna lainnya yang ia bahkan tidak tahu bagaimana menyebutnya. Semua mengalir dalam sungai-sungai serbuk cahaya yang berputar di sekitarnya. Beberapa warna bahkan bukan warna sama sekali. Warnanya seperti.. rasa manis. Seakan lidahnya dapat menyesapnya jika ia merunduk terlalu dekat. Dan di sudut sana ada warna untuk nada E#, jika telinga dapat memilah cahaya. Bahkan ia cukup yakin mengenali warna 'petualangan'. Sinestesia, gumamnya ceria.

Ia tertawa seperti anak kecil. Ini terlalu menakjubkan! Perlahan diangkat lengannya setinggi bahu dan berputar. Putaran perlahan seperti yang selalu diajarkan guru baletnya di sekolah. Geli rasanya ketika aliran warna 'manis' menyelusup pada jari-jarinya. Mendadak ia menyadari lantai di bawahnya telah lenyap. Sekeliling tubuhnya hanyalah cahaya. Berputar semakin cepat seperti badai yang baru singgah di toko cat dan toko bunga. Ia terlena dalam dunia sureal yang menelannya.

Tapi tidak untuk lama.

Karena apa yang ia takutkan kemudian tiba. Pertama adalah keriput yang muncul pada telapaknya, semakin lama semakin kusut dan menghijau. Lalu gelap yang berputar di kejauhan. Lalu perasaan tercekik ini, yang semakin lama semakin kuat. Ia berteriak sampai tersedak, kesakitan dan menangis. Tangisan yang teredam oleh kegelapan dan warna 'keputusasaan'. Lalu gelap.

***

Polisi sudah tiba di tempat kejadian. Berseliweran di antara kamera-kamera dan tape perekam. Berusaha menutupi sorotan kamera pada sang idola, yang terbaring dengan mulut penuh busa. Positif overdosis!, jerit histeris seorang wanita dengan mic di tangan, entah kelewat sedih atau senang. Di seberang jalan, wanita lain menatap kamera berurai air mata. Menceritakan kisah hidup seorang gadis remaja, yang indah pada awalnya tapi tragis akhirnya. Ia mendongeng pada seantero negeri yang terpaku di layar kaca. Pada orang-orang asing yang bukan teman bukan kenalan sang gadis, tapi berlagak suci dan berlomba menasehati.

Wanita-wanita dengan mic itu tidak saling berteman. Mereka bersaing, malah. Tapi saat itu, pikiran mereka menyeringai dalam satu harmoni: malam ini tidak ada yang akan tidur, Indonesia. Kita akan berpesta!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!