Oleh: Mbak Dan
http://cinnamome37.blogspot.com/2010/08/menunggui-pagar.html
pada mulanya adalah rasa. yang terus berkembang. liar merambat. kemudian tumbuh menggila.
lalu dia memasang pagar. dan menguncinya rapatrapat. di dalamnya, tirai membungkus jendela tak bercelah. tidak mengijinkan rasa berkeliaran di luar sana.
ah, teganya. bagaimana jika ada anakanak rasa yang ingin berkunjung ke sana? bermainmain di halamannya yang luas?
ada yang meronta. ingin berlari bebas. ingin lepas seperti burung penjaga yang terbang hingga tinggi. hingga bisa meraup sedikit awan, menyenggolnya supaya menitik menjadi gerimis. atau mendorongnya menjadi hujan.
kautunggu di depan pintunya, entah hingga kapan. sepertinya kaupasang kakimu bersebelahan dengan patokpatok pagar. kaku tak terangkat. dan kedua kaki itu hanya ingin melihat ada kaki yang keluar dari pintu dan membuka gemboknya. kakinya. kakikaki yang lelah mengurung, kakikaki yang ingin menghirup udara, bertukar nafas dengan rumputrumput.
melompat pagar adalah satu pilihan. tidak melompat juga pilihan. kaupilih yang kedua. bukan karena takut, tetapi karena detikdetik masih menahan niatmu. pasti ada saat yang berjodoh. entah besok. entah lusa. atau entah kapan ada dua jarum yang berhimpit di satu titik waktu, lalu mereka berdua berjalan bersama.
Blog untuk memajang hasil karya partisipan #WritingSession yang diadakan setiap jam 9 malam di @writingsession. Karena tidak ada yang bisa menghentikan kita untuk berkarya, bahkan waktu dan tempat.
Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!
ini judulnya menunggui pagar :)
BalasHapus