Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Senin, 16 Agustus 2010

Sihir Cinta

Oleh: Zadika Alexander
Blog : http://treeed.multiply.com
Fb Page : http://www.facebook.com/pages/The-Hermes/108487119185457?ref=ts


Pria itu berjalan mengendap-endap. Ia bagaikan seorang detektif yang diam-diam mengikuti seorang bandar narkoba. Setiap dua langkah, ia berbalik menengok belakangnya, berusaha meyakinkan diri bahwa dia tidak diikuti oleh siapapun.

Jika ia melihat ada yang melewati dirinya, maka ia berpura-pura memandang awan ataupun tembok. Sikapnya benar-benar mencurigakan. Pria itu tetap bersikap sok misterius hingga dia sampai di depan sebuah rumah di tepi jalan raya.

Pria itu masuk kedalam rumah tanpa permisi, seakan-akan rumah itu miliknya. Seorang penjaga rumah langsung menghampiri pria tersebut dan melabraknya.

"Maaf, mas. Cari siapa?"

"Bu Cali"

Sang penjaga rumah menatap pria itu dari bawah hingga atas dan berdecak sinis. Ia menggeleng pelan "Mba Cali tidak ada dirumah"

Pria itu mendengus kesal. "Saya tidak percaya. Boleh saya masuk?"

"Tidak boleh" Penjaga rumah itu melipat tangannya dan melotot menyuruh pergi.

"Saya harus bertemu Cali. Penting. Urusan saya mendesak."

"Maaf" geleng penjaga itu lagi "Mba Cali tidak ada dirumah"

Pria itu memincingkan matanya menatap si penjaga. Si penjaga melakukan hal yang sama disertai dengan tangan yang mempersilahkan si pria untuk keluar rumah. Pria itu berbalik kesal dan berjalan cepat menuju pagar rumah. Tapi baru beberapa langkah, tiba-tiba pria itu hilang.

Sang penjaga kaget. Ia mengedip-kedipkan matanya tidak percaya. Pria itu seperti hantu. Sedetik ada dihadapannya, sedetik kemudian hilang. Sang penjaga menutup matanya sejenak dan ketika membuka mata, pria itu tiba-tiba ada dihadapannya.

"Saya masuk dulu ya Pak" ucap Pria itu sambil menepuk bahu si penjaga. Tidak sampai sedetik, tubuh kekar penjaga rumah terjatuh pingsan

***

Cali mengetuk-ketukan telunjuknya tidak sabar. Dihadapannya duduk pria dengan tubuh beraroma keringat yang sangat menyengat. Cali ingin sekali muntah karena tidak tahan dengan bau badan pria itu, tapi ia tetap menahannya. Ia tidak mau bersikap tidak sopan terhadap tamunya, meski tamu tersebut telah membuat Pak Ali, penjaga rumahnya pingsan.

"Jadi apa tujuanmu kesini? Konsultasi? Konsultasi denganku tidak murah"

"Betul. Konsultasi" ucap pria itu singkat "kamu mau dibayar berapa?"

Cali menghela nafas karena selama beberapa detik menahan nafas. Dia pura-pura mengusap hidung demi mendapatkan asupan udara segar untuk paru-parunya.

"Sepuluh Juta"

Pria itu tertawa keras, meski menurut Cali tawanya terlalu dibuat-buat.

"Baik. Jika saran kamu membuat saya terlepas dari masalah ini, sepuluh juta akan langsung pindah ke rekening kamu"

"Ok. Sekarang cerita"

Pria itu menghela nafas. "Saya jatuh cinta"

Mata Cali langsung berputar mendengar hal itu. Cali kembali mengusap-usap hidungnya, pura-pura flu. Ia sudah benar-benar tidak tahan dengan bau badan pria dihadapannya.

"Lalu?"

"Ya saya minta bantuan kamu"

Mata Cali berputar lagi. Gregetan karena pria itu tidak langsung to the point, sementara kepala Cali mulai pening akibat polusi udara dari pria itu.

"Maaf. Aku tidak bisa bantu" Cali berdiri dan berjalan menuju pintu rumahnya. Ia merasakan udara segar menerpa wajahnya ketika ia membuka pintu itu. "Silahkan anda pulang saja"

"Kenapa?" pria itu mendekati Cali. Refleks Cali langsung menghindar menjahui pria itu.

"Aku tidak bisa menyihir orang untuk bisa jatuh cinta kepada orang lainnya. Aku bukan dewa cupid"

Pria itu tertawa keras. Bahunya sampai berguncang karena tawanya itu. Cali mengusap wajahnya kesal. Ia berharap pria itu cepat pergi dari rumah mungilnya.

"Tapi saya jatuh cintanya sama kamu, Cali"

"Ha?"

Cali menggerakkan tangannya keatas dan seketika suasana menjadi beku. Ia menatap sosok pria yang beku tidak bergerak dihadapannya.

"Orang Gila" desisnya dihadapan pria beku itu.

Pria itu tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya.

Cali memutar matanya lagi. "Eh bukan orang ding, penyihir gila!!" bentak Cali.

***

Cali membebaskan pria itu dari matra beku setelah Pak Ali sadar dari pingsannya. Ia memberikan kepada Pak Ali beberapa mantra agar tidak terpengaruh dengan kekuatan dengan si pria bau. Pria itu mengalah dan akhirnya meninggalkan rumah Cali.

Cali menjentikkan jarinya dan dengan sekejap ruangan rumahnya beraroma melati, aroma kesukaannya. Tapi baru beberapa menit Cali menikmati udara segar, penciumannya yang tajam mencium bau pria bau itu lagi. Cali menepok dahinya kesal.

"Mau apa kesini lagi?" Cali menyadari ada yang berdiri dibelakangnya, dan tanpa perlu menengok, Cali tahu orang itu si pria bau. Walau tidak tercium bau apapun.

"Mau mengambil hati saya yang tertinggal"

Cali menghela nafas kesal dan berbalik menatap pria bau itu. "Maksudnya? Hati apa? tadi anda tidak meninggalkan apapun"

"Secara fisik memang tidak, tapi secara psikis, hati saya tertinggal di rumah ini. Tertinggal di tangan kamu"

Cali memutar matanya lagi. "Anda ini penyihir tidak tahu diri ya? Sudah ku usir, tetep aja kekeh datang ke rumahku ini. Aku tidak bisa menerima cinta anda, tidakkah anda mengerti? Cinta itu tidak bisa dipaksakan! Cinta juga tidak bisa disihir"

Pria itu tersenyum semakin lebar. "Saya tahu. Saya memang tidak bisa menyihir cinta, tapi boleh kan saya memperjuangkan cinta saya?"

Cali menghela nafas. "Terserah anda lah. Tapi aku tidak bisa menerima cinta anda"

"Tapi kalau kuberikan sepuluh juta, kamu mau terima kan?"

Cali mendengus kesal. "Sial !"

***

As_3d

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!