Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Selasa, 24 Agustus 2010

Televisi Tengah Malam

oleh: Farida Susanty @faridasusanty
insignificantlyimportant.tumblr.com

Aku tersenyum sambil menarik selimutku untuk menutupi kulitku yang masih terekspos ke udara. Warna-warni dalam TV memantul ke dalam mataku. Tidak banyak yang bisa kudengar, karena volume TV harus diset agak pelan malam-malam begini. Tapi samar-samar aku mendengar lagu-lagu tertentu, lagu dari DJ yang mungkin terkenal di Eropa sana, tapi tidak pernah kudengar sebelumnya. Aku juga tidak yakin ada orang dekatku yang tahu lagu ini.
Acara TV jam segini tidak terlalu spesial. Kadang ada liputan tentang mobil-mobil. Wawancara dengan orang tidak terkenal. Kadang ada videoklip-videoklip lama. Kadang ada liputan tentang dunia malam, dengan penyajian yang tidak sebombastis kalau disajikan siang hari.
Aku tidak bisa tidak berpikir, berapa orang yang menonton tayangan ini bersamaku. Kupikir tidak banyak. Mungkin hanya sepuluh atau sebelas orang. Mungkin semuanya sama, berbaring di depan televisi dengan mata yang tidak terlalu fokus. Mereka hanya mau suara-suara random sebelum tidur. Mereka tidak mau rasa sepi menyelusup masuk ke rumah mereka. Mereka tidak mau merasa kosong.
Aku? Entahlah. Ada rasa nyaman ketika menonton tayangan-tayangan ini. Menontonnya sekadar untuk menghibur pembuat tayangan itu, bahwa yang mereka buat tidak sepenuhnya dilupakan. Aku menontonnya, di sini. Setiap malam, sebelum tidur. Ketika kelak acara ini benar-benar dilupakan dan dihentikan penayangannya, mungkin aku akan mengirim sepucuk surat ke studio TVnya,

"Saya rindu menonton tayangan jam 1 malam itu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!