Oleh: Azka Shabrina
Ketika hujan.
Selalu.
Setiap ia hadir.
Setiap hembusan asap rokok yang saya nikmati ketika mensyukuri kehadirannya.
Setiap memori yang mau tak mau ikut hadir bersama kehadirannya, dan tetap tinggal setelah ia pergi.
Setiap dingin yang ia bawa, yang selalu saya tantang dengan segenap keangkuhan.
Setiap perubahannya yang fluktuatif; satu saat begitu lembut, kemudian begitu saja berubah menjadi garang.
Setiap sakit yang saya rasakan setelah terlalu lama terlibat didalamnya.
Setiap kedatangannya yang tiba-tiba, selalu tatkala saya tidak siap, dan selalu pergi begitu saja tanpa mau menunggu.
Tanpa mau kembali meski saya lelah meminta.
Setiap kepergiannya yang selalu membuat saya menunggu, kemudian bertanya-tanya dalam hati
: akankah saya bertemu dengannya lagi?
Setiap senyum yang ia ciptakan di wajah saya. Bagaimanapun, ia selalu membuat saya bahagia. Dirinya saja sudah cukup.
Selalu kepada hujan,
kepada setiap tetesnya,
setiap kilatnya,
setiap ritmenya,
setiap saat,
saya. jatuh. cinta.
Bagi saya,
hujan itu indah.
Dan kamu,
bagi saya,
selalu seperti hujan.
(meskipun mungkin bagi kamu, saya hanya sebuah tempat yang kamu singgahi untuk kemudian pergi lagi.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!