Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Selasa, 24 Agustus 2010

If this is goodbye


Oleh : Khoirunnisa Aulia Noor Haryopranoto


“Sering kali aku menangis, karena dirimu. Ya, dirimu. Walaupun sebenarnya kamu gapernah tau.”
Hingga pada suatu sore saat aku membuka suatu jejaring sosial, aku tau bahwa kamu sudah punya penggantiku. Yeah, i know she’s better be good to you. Se-sok-kuat-sok-kuatnya aku. Pada akhirnya saat kamar hangatku menemaniku bersama lantunan lagu, air mata ini meleleh juga. Hatiku berdebar, mataku bergetar, tak lagi kuasa menahan tangis. Hatiku bercampur, antara sakit dan kesal. Sait karena kau telah berpacaran dan kesal karena kau tak bercerita padaku. Alu kau anggap apa aku? Ini yang kau sebut sebagai sahabat? Otakku tak dapat berfikir lagi, rasa ini tak lagi jelas. Bukan Cuma karena kehilangan kamu. Bukan hanya karena tak lagi memiliki kesempatan menjadi pacarmu. Tapi karena teriris ,kau tidak menepati janjimu. Ya, aku masih ingat. Hari itu, sesaat setelah kita berbaikan dari marahan yang dahsyat. Kau mengucapkan janjimu.
“aku janji bakal tetep inget sama kamu. Ga sombong sama kamu, bakal tetep cerita sama kamu tentang semuanya. Walau aku udah kuliah, walau aku jarang ketemu kamu, walau aku sibuk. Aku janji aku bakal selalu punya waktu buat dengerin cerita kamu. Aku janji bakal nyediain waktu buat cerita ke kamu tentang apa yang udah terjadi hari itu. ya, aku janji.”
Itu semua janjimu. Janji manismu. Tapi kenyataanya? Mana cerita yang kau janjikan? Mana waktu yang kau janjikan? Dusta! Sejak kepergianmu ke Bandung, aku sibuk mencari orang yang bisa ku ajak ceritta. Aku sibuk mencari tahu bagaimana kabarmu. Dan selalu menyesal saat kau menjawab pertanyaanku dengan tegas. Dan sedikit menyentak. Tak ada waktu yang kau janjikan, bahkan pesan singkat-ku pun tak pernah ada balasannya. Ini yang kau sebut tak akan lupa. Kini aku tahu jawabannya. Kau sibuk, bukan sibuk dengan kuliahmu. Tapi kau sibuk dengan orang baru yang sangat dekat denganmu itu. yang kau sebut itu pacar.
Mungkin aku salah telah menyukaimu. Mungkin aku salah telah menyayangimu. Kini dadaku kembali sesak,seakan darah akan membucat keluar dari tubuhku. Rasa sakit ini aku pendam. Tak cukup ku lampiaskan dengan tangisku. Lelah sudah aku mengkhawatirkanmu yang ternyata sama sekali tidak khawatir akan keberadaanku. Kini kuputuskan untuk menjauhi dirimu. Melupakanmu memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi aku mencoba.
Tidak. Yang dilupakan itu bukan orangnya! Tapi kenangannya! Aku tak perlu susah-susah menjauhimu sebenarnya. Yang perlu kujauhi adalah semua kenangan yang ada. Semua tempat yang pernah mengukir cerita ku, denganmu. Bukan seakan marah padamu. Tidak. Aku salah besar. Namun melupakan kenanganmu dengan tanpa melupakanmu adalah mustahil. Karena semua kenanganmu ada pada diriku, dan dirimu. Hatiku terluka mencoba melupakanmu dan akan lebih terluka jika tetap mengenangmu. Luka hati ,jika tidak dijahit tidak akan kering. Bagaimana bisa dijahit jika sebenarnya aku masih ingin mengulang semua cerita sebelum luka itu ada?
Jika memang ini adalah perpisahan, ucapkan baik-baik. Jika memang ini ujung jalan kita. Berpisahlah dengan tersenyum. Jika memang ini adalah akhir, bawa semua kenangan pahit manis ku bersamamu. Jika memang kau tak lagi perlu aku bahkan sekedar untuk sahabatmu, tinggalkan aku, dan jangan lagi hubungiku karena aku pun akan berusaha untuk tidak lagi menghubungimu. Pergilah, dengan semua yang akan menyakitiku. Aku yakin ia lebih baik. Dan aku tau ada yang lebih baik untukku disana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!