Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Jumat, 22 April 2011

A City That I Dreamed

Oleh: @larissayuanita

larissayuanita.blogspot.com




Sang Surya mulai kembali ke kandangnya. Langit pun mulai berubah menjadi biru gelap. Bulan mulai meninggalkan tempat peristirahatannya dan muncul untuk menghiasi langit di malam hari. Cahaya bulan tidak cukup untuk menerangi kota itu. Cahaya lampu membantu bulan menerangi kota ini di tengah kegelapan kota. Keramaian yang terjadi memecahkan keheningan kota di malam hari. Terdengar alunan musik disko di setiap diskotik. Di setiap liku jalan, terdapat banyak sekali keluarga yang menyantap makan malam bersama sambil mendengarkan alunan musikm, sekedar untuk menghilangkan kepenatan. Pakaian modern membaluti tubuh setiap orang yang ada di kota itu. Aku hanya bisa menjatuhkan air liurku membayangkan setiap pakaian mewah yang mereka pakai.
Aku segera sadar dari lamunan ku. Ah, aku terlalu berharap bisa sampai ke kota impianku. Aku yakin, kota itu pasti ada. Tapi pastinya aku tidak mampu untuk pergi kesana. Karena akutau, kota itu dihuni oleh orang-orang yang pastinya memiliki uang yang berkelimpahan sehingga mereka bisa membuang uangnya begitu saja dikota yang menyenangkan itu. Sudah kesekian kali nya aku melamun tentang kota impianku itu. Tapi itu semua hanya mimpi. Aku hanya seorang gadis desa yang berharap muzizat akan datang dan membawa aku ke kota impian itu. Tapi ibuku selalu berkata, mimpilah setinggi mungkin, karena itu akan menjadi motivasi untuk kamu agar terus maju. Sekarang aku yakin. Suatu saat aku bisa pergi ke kota itu dengan jerih payahku , dengan semua kerja kerasku. Aku tau semua itu akan menjadi mungkin jika aku berusaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!