Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Rabu, 20 April 2011

A Little Story of My Life

Oleh: @larissayuanita
larissayuanita.blogspot.com

“ Kay, temenin aku ke taman yuk. Biasa aku mau main panjat-panjat besi itu loh.”
“ Ah Rendy, aku kan paling gak bisa, aku kan gak berani manjat sampai puncaknya, emang nya kamu dari dulu emang demennya manjat-manjat.”
“Udah ayolahh, ntar aku bantu.”
“Ih dari dulu ngomongnya begitu melulu. Tetep aja kamu yang menang kan. Ah males.”
Setiap beberapa hari sekali, dia selalu kerumahku untuk mengajakku bermain. Kami kenal karena pengasuh kami yang mengenalkan kami saat aku dan dia berumur 4 tahun. Dia lebih tua daripada aku 8 bulan. Kita tidak berada di sekolah yang . Dulu, kita sering berpegangan tangan saat bermain tanpa ada perasaan apapun.
2 tahun kemudian, kita berdua sudah bertambah besar . Kita berdua sudah memiliki kesibukan masing-masing. Dia tak pernah lagi berkunjung kerumahku. Aku pun mulai lupa dengan dia.
Setelah 3-4 tahun setelah kejadian itu, aku memiliki seseorang teman baru, namanya Angel. Dia lebih tua dari ku 2 bulan. Kami suka keluar untuk bermain sepeda. Sampai suatu sore, aku dan Angel sedang naik sepeda mengelilingi komplek. Tanpa sengaja, mataku bertemu dengan seorang anak laki-laki yang sepertinya aku kenal. Tapi aku pun tak tau itu siapa. Aku hanya berpapasan dengan nya. Begitu cepat. Kurang dari 2 detik. Sepedaku berlalu begitu cepat.
Keesokkan hari nya, aku bersepeda keliling komplek lagi, aku berharap aku bertatapan lagi dengan anak laki-laki itu. Aku kenal sorot matanya. Aku yakin aku kenal anak laki-laki itu. Belum sempat aku mengeluarkan sepeda dari rumah, dia sudah ada di depan rumahku. Dia berkata: “Kamu pasti Kay! Udah lama banget kita gak ketemu. Gimana kabar?”
“Ka.. Kamu Rendy? OMG kamu beda banget pantesan kayaknya kemaren pas liat kamu, aku kenal kamu!”
“Haha aku udah duga itu kamu! Eh mau main manjat-manjat lagi gak nih?”
“Ayo deh, aku ikhlas kalah deh ahhahaa.”
Aku pun bermain dengannya.
“Eh Kay, kamu sekarang udah kelas 5 dong? Cie bentar lagi kelas 6 nih.”
“Iya, kita ud gak ketemu sekitar 1 tahun lebih ya, Kamu aja bentar lagi udah mau SMP. SMP dimana?”
“Oh, aku sih masih di sekolah yang sama. Kalo kamu SMP nanti dimana?”
“Mungkin aku akan masuk ke SMP mu itu karena dekat dengan rumah.”
Sejak saat itu, kami tak pernah bertemu lagi walaupun rumah kami dekat. Karena dia sedang mempersiapkan untuk UAN dan UAS, aku mengerti keadaannya.
2 tahun pun lewat begitu saja tanpa berbincang ataupun bertemu dengannya. Kami tak bertukar no.HP. Sampai akhirnya aku masuk ke SMP yang sama dengan dia. Dia menjadi kakak kelas ku. Dia menerima aku dengan baik sebagai adik kelasnya. Aku senang dengan perlakuannya. Dia selalu memiliki cara kalau aku sedang sedih ataupun sedang memiliki masalah. Dia yang selalu ada di benakku. Aku yakin dia takkan tau itu. Aku juga selalu menanamkan dipikiranku “Aku dan dia hanya sahabat”.
***
Saat dia duduk di kelas 3 SMP, dia ketinggalan banyak pelajaran karena ada suatu hal yang tak bisa aku ceritakan disini. Aku ingin membantu dia, tapi dia selalu menolak. Aku sedikit sedih. Karena dia selalu bisa membantu aku saat aku sedih. Tetapi kenapa aku tidak bisa membantunya?
Sebenarnya, masih banyak hal yang tak bisa aku ceritakan. Banyak sekali. Bagaimana cara dia menghibur aku, bagaimana dia selalu ada disaat aku membutuhkan tapi karena aku belum memiliki keberanian cukup disini dulu ceritanya. Yang jelas, dia adalah sesosok lelaki yang periang, pengertian, baik dan selalu ada setiap aku membutuhkannya, dan dia tidak pernah ingin menyusahkan orang lain. Aku kagum padanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!