Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Kamis, 28 April 2011

Tamu Tak Diundang

Lidya Christina Y (@Lid_yang)
Lcy-thoughts.blogspot.com


Dengan wajah penuh senyuman, mereka menari di hadapanku, menikmati hidangan-hidangan yang kelihatan begitu lezat. Mondar-mandir para pelayan berjalan, membawa minuman-minuman dan berharap ada tamu yang bersedia untuk mengurangi beban dari tangannya itu. Beberapa orang bersedia membantunya, meskipun akhirnya mereka kembalikan gelas yang telah kosong itu ke baki di tangan para pelayan itu.

Ruangan sedang ramai. Ramai dengan orang-orang yang pakaiannya sedikit kelebihan untuk suatu pesta ulang tahun. Hari ini adalah acara ulang tahun anak gadis dari suatu keluarga kaya. Di villa yang disewa orang tuanya inilah dia akan melewati hari ulang tahunnya yang ke-15. Meskipun agak tertutup oleh suara canda dan tawa mereka yang hadir, masih dapat ku dengar samar-samar suara alunan musik Jazz dari speaker di sudut ruangan.

Tiba-tiba, semua keributan tadi berhenti. Si speaker juga tidak bersuara lagi. Ruangan sunyi senyap. Seorang pelayan yang mendorong sebuah meja kecil keluar dari pintu di sudut ruangan. Di atasnya ada sebuah kue ulang tahun yang cantik. Tampaknya memang didesain khusus untuk putri yang beruntung itu. Semuanya menyanyikan lagu ulang tahun untuknya.

Ah, betapa bahagianya mereka semua. Jarang sekali aku dapat menghadiri pesta seperti ini. Jarang ada yang ingin menghidupkan perapian di acara ulang tahun. Hanya putri ini. Dia ingin agar pestanya ini bernuansa musim salju. Memang, ulang tahunnya jatuh beberapa hari sebelum Natal. Sebab itulah orang tuanya menyewakan villa ini yang dilengkapi perapian. Dinding, jendela, dan semua perabot-perabot di ruangan itu dihiasi bak musim dingin di luar negeri.

Dengan manis aku tetap diam di tempatku, sesekali ikut menari mengikuti irama lagu ulang tahun itu. Aku senang, karena bisa ikut serta dalam pesta ini, meskipun namaku tidak ada dalam daftar undangan.

Setelah acara potong kue, acara selanjutnya adalah pemberian hadiah. Setiap tamu memberikan hadiah kepada gadis cantik itu sambil berpose untuk diambil fotonya.

Ah! Aku juga harus memberikan hadiah untuknya. Dengan semangat aku keluar dari tempatku di perapian.

Eh? Mengapa mereka semua berlari? Kemana mereka pergi? Mengapa mereka ketakutan begini?
Koran keesokan harinya :
“KEBAKARAN DI PESTA ULTAH - VILLA LUDES DILALAP API”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!