Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Senin, 18 April 2011

Semuanya Hanya Drama?

Oleh: Bintang Muhammad (@bintangioustar)

Antara bahagia juga sedih yang kurasa saat ini. Aku masih tidak percaya dengan apa yang ku dengar barusan. Orang yang selalu hadir dalam mimpi-mimpiku dan menjadi anganku kini menyatakan cintanya padaku. Hangat tubuhnya juga desah nafasnya kini kurasakan. Dia begitu dekat dan dekat sekali. Aku tidak ingin semuanya berakhir. Tuhan, jangan biarkan semuanya berakhir!!
Tubuhku gemetar, airmataku tak hentinya meneteskan air mata. Aku sangat bahagia, ya aku sangat bahagia. Aku mencintainya, aku menyayanginya tapi dia telah ada yang puny. Aku merasa berdosa. Aku tidak boleh memiliki perasaan lebih pada dia. Dia memang begitu indah, matanya, senyumnya juga suaranya. Tapi bagaimana dengan perasaan kekasihnya, Ria, jika tahu aku dan Andre saling mencintai. Seketika aku melihat semua mata tertuju padaku. Memandangku dengan berbagai pertanyaan dan cibiran. Mereka semua pasti tak setuju dengan apa yang kulakukan, aku merebut kekasih orang lain.
Aku melepas pelukan Andre. Aku berusaha menjauh darinya. Airmataku terus mengalir deras.
“Mengapa kau menangis?” Tanya Andre.
“Aku…aku tidak bisa menerima cinta kamu”
“Mengapa? Bukannya kau juga mencintaiku?”
“Iya, aku mencintaimu. Sangat mencintaimu. Tapi..tapi cinta kita salah. Kau sudah ada yang punya, begitu juga aku” terangku.
“Tidak, cinta tak pernah salah sayang karena kita saling mencintai.”
“Tapi tak kau lihat beribu mata memandang kita? Mencibir aku yang berdosa dan tak mengerti hati sesama perempuan”
“Jangan hiraukan kata mereka, mereka bukan hakim kita sayang. Biarkan kita mengarunginya berdua.”
“Aku mencintaimu, aku mencintaimu Dre” Air mataku mengalir deras. Aku berlari memeluk Andre. Tak ingin kulepaskan dia kukecup pipinya.
“Aku juga mencintaimu” Andre balas memelukku.
Aku menatap mata Andre dan berusaha menyelaminya. Andre membungkukan wajahnya kemudian mengecup bibirku. Aku memejamkan mata. Merasakan lebih dalam arti kecupan itu.
Semua berdiri dan bertepuk tangan. Tampak kepuasan dari wajah para penonton. Seluruh ruangan riuh dengan sorak-sorai dan siulan penonton. Aku dan Andre terhenyak, lalu melepaskan pelukan. Kami menggenggam tangan masing-masing dan membungkuk untuk memberikan salam hormat kepada seluruh penonton. Andre menatapku lekat. Aku tersenyum padanya. Dia balas tersenyum. Setelah tirai dalam panggung ditutup dan pementasan drama usai kami pun bergegas turun dari panggung.
“Akting kalian sangat luar biasa. Semua penonton sangat menikmati. Mereka nampak terharu .” ucap sang pelatih
“Pertunjukan drama kali ini sungguh memukau, sepertinya kalian punya chemistry yang pas. Aku suka bagian endingnya itu. Itu kan tidak ada dalam scenario!” Ria menambahkan.
Aku hanya menunduk. Memikirkan apa maksud yang Ria ucapkan barusan.
“Bel, kuharap kamu tidak marah soal kecupan tadi. Aku melakukannya tak sengaja dan aku rasa itu Cuma improvisasiku untuk lebih menambah greget.” Ucap Andre
Aku terkejut mendengarnya. Aku kira dia juga merasakan apa yang aku rasakan. Ternyata itu hanya untuk menambah gereget. Menambah greget?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!