Oleh: Eunike Gloria
“Kan kuberikancintaku..Semuasetulushatiku..”
Lagukesukaankudinyanyikanoleh sang vokalis. Akutersenyumsenangmelihat band kesayangankutampildenganperforma yang sangatbagus.Panggung yang sangattinggiinitidakmenghalangikuuntukterusmenikmatialunanmusiknya.
“Saatkaumilikku…. “
Akumendengarsuaravokalisditambahsuaraseorangpria yang berdiridibelakangku.Fales.
Akumenggesertubuhkusedikitmenjauhinya.Jangansampaitelingakuterganggugara-garasuarasumbangnya.Aku pun kembalimelemparkanpandangankukearahpanggung.Ini dia. Jam session.Akumenggerakkankakikumengikutiirama yang dimainkan.
“Ku lebihindahdarinya..Andaikaumilikku…”
Suaraitulagi.Akumenengokkebelakang.Orang yang samadengansenyumtengil yang menyebalkan.
“Lo suka BLP juga?”
Akumenolehdarimanaasalpertanyaanitu.Priaitutersenyumdanmatanyamasihmenghadapkepanggung.Akumasihbertanya-tanya, untuksiapapertanyaanitudiajukan.
“Saya?” tanyakupadapriaitu.
“Iya. Siapalagi,”
Diamenjawabsambiltetaptersenyumdanmatanyamasihmenghadappanggung.
“Lumayan. Kalonggaksuka, sayanggakdisini,”
Aku pun mendengusagakkesal.Tujuankudatangsendiriankekonserinigagal.Akuinginmenikmatikonsersendiriantanpaadagangguansiapapun.Tapikenapaharusdiganggudengansuarasumbangdanpertanyaanbasabasipriaini?
“Guesukalaguini. Lo?”
Pertanyaanlagi. Haduh, bisanggaksihdiemsebentar. Ending laguinitubiasanyapenuhkejutan. Janganganggukonsentrasiku.
Akuhanyamenganggukmalas.Posisikumasihdidepannyadanakumasihbisamendengarsuarasumbangnya.Aku pun kembalimenggeserposisiberdiriku.Mencaritempat yang lebihnyamansampaiakhirnyaakubenar-benarbisamenikmati ending laguini.
“WOOHOO!!!!!”Akuberteriakkerasbegitulaguiniselesaidiikutidengankataterakhirdari sang bassist. Akumasihmerasakurangpuas, padahalsudahhampir 2 jam lebihakuberdiri. Untungsaja, priataditidakmengikutiku.Bisahancurkesenangankukalau nada terakhirikutianyanyikan.
Aku pun melangkahkeluarbersamasebagianbesarpenontondilapangan.Tiba-tibalangkahkuterhenti.Sebuahtanganmenggenggamtanganku.
“Lo pulangsendiri?”
Priaitulagi.Kenaljugaenggak, kenapaberanipegang-pegang.Aku pun melepasgenggamannyadengankasar.
“Iya. Maaf, sayaduluan,”
Akumempercepatlangkahkudansialnyatalisepatukuterinjak.
Brruuukk!!
Aaauu. Lantainyalumayankerasjuga.Sambilmenahanmalu, akusegeramembangkitkantubuhkudandengancepatmembetulkantalisepatuku.Aku pun bersiapuntukmelangkahlagitapilagi-lagiterhenti.
“Lo nggak papa?”
Dialagi. Tuhan, kenapasihharusmalamini?Akulaginggakmaukenalansamaorang. Akulaginggakmausenyumbasa-basisamaorangasing.
“Nggak papa kok. Thanks. Bye.”
Akukembalimenghindardenganlebihhati-hati.Jangansampaijatuhlagi.Dengancepatakumengambil motor diparkirandanakhirnyaberhasilpulangkerumahdenganselamattanpaharusberkenalandenganoranganeh.
3 bulankemudian..
“Tuhan, ajar kumengerti..Apa yang tertulisuntukku, kaumemangterciptabukanuntukku…”
Akumemejamkanmatakumendengaralunanlaguini.Lagi-lagiakurelamenyaksikankonser band inisendiriandantentusajaakusangatmenikmati.
“Cintaabadi…”
Tunggu!!Akumendengarsuarasumbanglagi.Tuhan, jangansampaiperkiraankubenar.Akumenoleh. SIAL!!!!
Priatengildikonser band yang samabeberapabulan yang lalu.
Tanpaberpikirdua kali, akulangsungmenghindarsejauh-jauhnya.Jangansampaiadakesempatandiamengajakkubicara.Akubenar-benarcukuptergangguwaktuitu.
“Slalumemanggilnamamu…”
Akumenolehkanankiribelakang, memastikandiatidaklagiberadadidekatku.Fokus, fokus, fokus.Jangansampaikonser BLP malaminiterganggugara-garasosokprianggakjelas.Akumenariknafaspanjang.
“Ceritacintakudengannya, hanyalahsepenggalmasaindah…”
TIDAK!!!!Suaraituadalagi.Akumenarikrambutkudengan rasa depresi.Akumenolehkebelakang.
“Hai, kitaketemulagi,”
Senyumnyamenyebalkan. Akuhanyamemandangnyadenganpenuhkekesalan.
“Kamungikutinsayaya?”
Tanpabasa-basiakulangsungbertanya.Akucukupterganggudengankehadirannya.
“Hah?!Guekancumannonton BLP,”
Jawabnyamasihdengansenyummenyebalkan. Ok, ok. Semuaorangmemangberhaknonton, tapikhususuntukorangsatuiniakukeberatan.Akumenolakuntukmeresponjawabannya.Akumemasukkankeduatangankukedalamkantonghoodiesambilmencobamengarahkanperhatiankukembalikepanggung.
“Namague Alfa. Lo lucu. Bolehkenalannggak?”
Akuhanyamendengus.Akusudahmemperkirakankalauhal-hal absurd sepertiinibisasajaterjadi.Akulangsungmeninggalkantempatsesegeramungkin.Biarlahsatukonserterlewatkanasalakutidakberhadapandenganoranganeh.Akuberlarikecildanmeninggalkanpriabernama Alfa itutanpajawaban.Selama 2 tahunakumenontonkonser, belumpernahakumenemuikejadianinidanjujur, menyebalkan.
“Ok, teman-teman, cukupyagalau-galauannya,”
Kata-kata sang bassist terdengarjauhdibelakangku. Akuterhentisejenakdanmenoleh.Masihmenyanyangkankonseryang masihberlangsungdidepansana. Hei Alfa atausiapapunnamamu, jangansampaidikonserberikutnyaakubertemudenganmu!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!