Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Minggu, 24 April 2011

Terganggu

Oleh: Eunike Gloria

“Kan kuberikancintaku..Semuasetulushatiku..”

Lagukesukaankudinyanyikanoleh sang vokalis. Akutersenyumsenangmelihat band kesayangankutampildenganperforma yang sangatbagus.Panggung yang sangattinggiinitidakmenghalangikuuntukterusmenikmatialunanmusiknya.

“Saatkaumilikku…. “

Akumendengarsuaravokalisditambahsuaraseorangpria yang berdiridibelakangku.Fales.
Akumenggesertubuhkusedikitmenjauhinya.Jangansampaitelingakuterganggugara-garasuarasumbangnya.Aku pun kembalimelemparkanpandangankukearahpanggung.Ini dia. Jam session.Akumenggerakkankakikumengikutiirama yang dimainkan.

“Ku lebihindahdarinya..Andaikaumilikku…”

Suaraitulagi.Akumenengokkebelakang.Orang yang samadengansenyumtengil yang menyebalkan.
“Lo suka BLP juga?”
Akumenolehdarimanaasalpertanyaanitu.Priaitutersenyumdanmatanyamasihmenghadapkepanggung.Akumasihbertanya-tanya, untuksiapapertanyaanitudiajukan.

“Saya?” tanyakupadapriaitu.
“Iya. Siapalagi,”
Diamenjawabsambiltetaptersenyumdanmatanyamasihmenghadappanggung.
“Lumayan. Kalonggaksuka, sayanggakdisini,”
Aku pun mendengusagakkesal.Tujuankudatangsendiriankekonserinigagal.Akuinginmenikmatikonsersendiriantanpaadagangguansiapapun.Tapikenapaharusdiganggudengansuarasumbangdanpertanyaanbasabasipriaini?
“Guesukalaguini. Lo?”
Pertanyaanlagi. Haduh, bisanggaksihdiemsebentar. Ending laguinitubiasanyapenuhkejutan. Janganganggukonsentrasiku.
Akuhanyamenganggukmalas.Posisikumasihdidepannyadanakumasihbisamendengarsuarasumbangnya.Aku pun kembalimenggeserposisiberdiriku.Mencaritempat yang lebihnyamansampaiakhirnyaakubenar-benarbisamenikmati ending laguini.

“WOOHOO!!!!!”Akuberteriakkerasbegitulaguiniselesaidiikutidengankataterakhirdari sang bassist. Akumasihmerasakurangpuas, padahalsudahhampir 2 jam lebihakuberdiri. Untungsaja, priataditidakmengikutiku.Bisahancurkesenangankukalau nada terakhirikutianyanyikan.
Aku pun melangkahkeluarbersamasebagianbesarpenontondilapangan.Tiba-tibalangkahkuterhenti.Sebuahtanganmenggenggamtanganku.

“Lo pulangsendiri?”
Priaitulagi.Kenaljugaenggak, kenapaberanipegang-pegang.Aku pun melepasgenggamannyadengankasar.

“Iya. Maaf, sayaduluan,”
Akumempercepatlangkahkudansialnyatalisepatukuterinjak.
Brruuukk!!
Aaauu. Lantainyalumayankerasjuga.Sambilmenahanmalu, akusegeramembangkitkantubuhkudandengancepatmembetulkantalisepatuku.Aku pun bersiapuntukmelangkahlagitapilagi-lagiterhenti.

“Lo nggak papa?”
Dialagi. Tuhan, kenapasihharusmalamini?Akulaginggakmaukenalansamaorang. Akulaginggakmausenyumbasa-basisamaorangasing.

“Nggak papa kok. Thanks. Bye.”
Akukembalimenghindardenganlebihhati-hati.Jangansampaijatuhlagi.Dengancepatakumengambil motor diparkirandanakhirnyaberhasilpulangkerumahdenganselamattanpaharusberkenalandenganoranganeh.

3 bulankemudian..

“Tuhan, ajar kumengerti..Apa yang tertulisuntukku, kaumemangterciptabukanuntukku…”

Akumemejamkanmatakumendengaralunanlaguini.Lagi-lagiakurelamenyaksikankonser band inisendiriandantentusajaakusangatmenikmati.

“Cintaabadi…”
Tunggu!!Akumendengarsuarasumbanglagi.Tuhan, jangansampaiperkiraankubenar.Akumenoleh. SIAL!!!!
Priatengildikonser band yang samabeberapabulan yang lalu.
Tanpaberpikirdua kali, akulangsungmenghindarsejauh-jauhnya.Jangansampaiadakesempatandiamengajakkubicara.Akubenar-benarcukuptergangguwaktuitu.

“Slalumemanggilnamamu…”

Akumenolehkanankiribelakang, memastikandiatidaklagiberadadidekatku.Fokus, fokus, fokus.Jangansampaikonser BLP malaminiterganggugara-garasosokprianggakjelas.Akumenariknafaspanjang.

“Ceritacintakudengannya, hanyalahsepenggalmasaindah…”

TIDAK!!!!Suaraituadalagi.Akumenarikrambutkudengan rasa depresi.Akumenolehkebelakang.

“Hai, kitaketemulagi,”
Senyumnyamenyebalkan. Akuhanyamemandangnyadenganpenuhkekesalan.
“Kamungikutinsayaya?”
Tanpabasa-basiakulangsungbertanya.Akucukupterganggudengankehadirannya.

“Hah?!Guekancumannonton BLP,”
Jawabnyamasihdengansenyummenyebalkan. Ok, ok. Semuaorangmemangberhaknonton, tapikhususuntukorangsatuiniakukeberatan.Akumenolakuntukmeresponjawabannya.Akumemasukkankeduatangankukedalamkantonghoodiesambilmencobamengarahkanperhatiankukembalikepanggung.

“Namague Alfa. Lo lucu. Bolehkenalannggak?”
Akuhanyamendengus.Akusudahmemperkirakankalauhal-hal absurd sepertiinibisasajaterjadi.Akulangsungmeninggalkantempatsesegeramungkin.Biarlahsatukonserterlewatkanasalakutidakberhadapandenganoranganeh.Akuberlarikecildanmeninggalkanpriabernama Alfa itutanpajawaban.Selama 2 tahunakumenontonkonser, belumpernahakumenemuikejadianinidanjujur, menyebalkan.

“Ok, teman-teman, cukupyagalau-galauannya,”
Kata-kata sang bassist terdengarjauhdibelakangku. Akuterhentisejenakdanmenoleh.Masihmenyanyangkankonseryang masihberlangsungdidepansana. Hei Alfa atausiapapunnamamu, jangansampaidikonserberikutnyaakubertemudenganmu!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!