Oleh: @C_arice
Aku suka membaca buku, apalagi kalau membacanya di sebuah café dengan alunan musik jazzy yang lembut. Tapi hari ini, aku tak membawa buku, aku terlalu sibuk memikirkan kerjaanku sehingga aku lupa kapan terakhir kalinya aku menginjakkan kakiku pada café ini. Saat aku masuk, aku sudah melihat wajah orang yang kukenal sedang mengepel lantai. Dia melihatku dan menyapaku riang. “Wah, wah, Jeni! Sudah lama kau tak datang.” Aku memberikan seulas senyum dan memesan kopi kesukaanku. Lalu duduk dan termenung memikirkan desain-desain baju yang harus kuserahkan besok. Dan tanpa sengaja aku mendengar pembicaraan orang dibelakangku. “Hei, besok ke konser musik itu yuk.” Dan sebatas itu aku langsung mengingat hal yang tak dapat aku lupakan.
Sudah lama aku tak ke konser, atau lebih tepatnya aku baru pernah sekali, dulu, waktu aku dan dia masih bersama. Dia mengajakku ke sebuah konser karena dia tau kalau akhir-akhir ini aku memang sibuk sekali. Dia selalu tersenyum lembut padaku dan menyemangatiku. Aku sebenernya sudah agak muak dengan pekerjaan mendesainku tapi dia menyemangatiku. Aku tak ingin mengecewakannya maka aku berjuang demi dia. Konser itu ramai sekali, namun orang-orangnya cukup teratur. Aku sudah berhubungan cukup lama dengan dia, kira-kira 1 tahun lamanya dan kami belum sama sekali pernah bergandengan tangan. Aku memang seorang gadis pendiam yang sibuk, tapi aku sangat suka dengan lagu rock, karena kadang musiknya memang tepat untuk suasana hatiku. Kita berjerit dan bersenang-senang, aku sangat suka band ini, dan dia mendapatkan tiketnya untuk diriku. Kadang kita menyanyikan lirik-lirik lagu yang dinyanyikan band itu. Hari itu menurutku adalah hari yang sangat relaks, aku bisa merasa nyaman dengan dia. Dia lucu, periang, dan selalu menyenangkan, tapi dia bisa membaca pikiranku walau hanya melihat mataku. Aku sudah merasa lelah, setelah melompat-lompat dan berteriak-teriak. Tak ada kursi, minumanku habis, sudah 2 jam seperti ini. Pegal rasanya. Tapi dia langsung mengetahui keadaanku dan memegang pundakku untuk aku menjaga keseimbanganku. Aku senang, dia sangat baik pada diriku. Tiba-tiba saja ada teriakan besar dari salah satu penyanyi band.
“Dua orang yang sedang bermesraan itu!” Dia menunjuk ke arah kita, mesra? “Hei! Apa kau seorang lelaki? Jangan hanya berdiri disana! Cium dia!” aku sempat terkejut, dan kulihat tampang dirinya. Merah padam. Aku tertawa dan dia mulai mendekatkan wajahnya ke arahku. Apa dia akan menciumku? Semua orang melihati kita dan alunan musik band itu menjadi lebih romantic. Dan dia mencium pipiku pelan. Aku terkejut, senang, sekaligus merasa sayang. Tapi semua orang bertepuk tangan dan tersenyum. Aku pun tersenyum ke arah dia, dia memegang tanganku pula. Sebuah hari yang bahagia.
“Jeni, ini kopimu.” Aku terkejut, ternyata aku melamun. Aku mengangguk dan mengucapkan terima kasih. Setelah pelayan sekaligus temanku itu pergi, aku mulai mengingat-ingat orang itu lagi. Andy, kira-kira bagaimana kabarnya? Aku tersenyum. Dia pergi ke luar negri 2 tahun yang lalu, tapi kami masih berhubungan, kadang dia meneleponku atau mengirimku surat-surat. Aku melihat layar hpku yang nyala, dan terkejut saat membuka mailbox.
‘Jeni, tebak apa? Hari ini aku mendapat hari libur dan aku sudah sampai di Jakarta! Aku kangen sekali dengamu…’Aku melompat hari ini benar-benar penuh kejutan. Aku menyesup kopiku dengan cepat, lalu segera berlari keluar pintu café, temanku menanyakan aku akan kemana. Aku tersenyum.
“Aku akan menjemput dia!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!