Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Jumat, 22 April 2011

Kota Antara

oleh: Retno wati (@reretno)


Kania mengerjap ngerjakan matanya mencoba mengingat ingat kejadian yang baru saja ia alami, Sekuat tenaga ia berusaha tapi tetap tidak bisa menggali secuil memory nya. Semerbak angin membelai belai wajahnya, Ia melihat kesekelililing mencoba mendiskripsikan tempatnya terbaring saat ini. Ini seperti taman kota yang sangat damai, hanya terlihat beberapa anak anak bermain ayunan. Pohon pohon dengan berbagai jenis tumbuh rimbun siap melindungi dari terik sinar UV. Rumputnya pun hijau seperti lapangan golf. Sungguh tempat yang pas untuk menyendiri, tak ada yang memerhatikan apa yang ia lakukan , Kania merasa aman untuk tidur lagi. Ini sungguh nyaman
“Hey, “ Sapa seorang laki laki yang otomatis membuat kania bangkit
“Kamu siapa”
“ Aku perkenalkan aku Endrew. Aku sudah lama disini. Kau pendatang baru ya? ” laki laki yang berambut pirang dan berwajah khas keturunan Indo itu memgulurkan tanganya.
“Aku tidak tahu, aku tidak ingat apapun tahu tahu aku sudah disini, ini tempat apa?” Selidik Kania
“ Ini kota antara, aku juga tidak begitu mengerti ini tempat apa, Tapi kau bisa menemukan semuanya disini, Jadi jalan jalan, kita bisa mulai hidup kita di kota ini kan?. Anggap saja kau baru lahir“
Kania berfikir sejenak, meskipun merasa asing dengan laki laki ini toh akhirnya ia setuju. Endrew mengajaknya berjalan keluar taman, Lalu dengan telaten memandu Kania layaknya tour guide. Mereka hanya berjalan kaki tapi entah mengapa Kania tidak merasa letih. Ada banyak bangunan bangunan kuno bercorak Belanda disepanjang jalan yang seperti tak pernah membosankan untuk dilihat. Bebarapa gerombolan orang terlihat berjalan berlawanan arah dengan mereka, Anehnya mereka semua diam saja tak ada pembicaraan apapun.
“ Jangan hiraukan mereka Kania” Kata kata Endrew terdengar halu namun memerintah.
“ Apakah itu namaku? Aku tidak ingat” Kania menatap Endrew, Dia laki laki yang tampan dan paling ramah yang mungkin bisa Kania temukan disini. Kania fikir ada baiknya kalau ia menurut saja.
“ Kau tau? Sepanjang jalan ini banyak sekali tempat tempat menarik, kota ini punya segalanya yang kamu butuhkan. Sekarang tempat apa yang paling kamu inginkan? Kau mau ke Danau? Atau ke bukit? Atau kamu mau kastil seperti di negeri dongeng?” Tanya Endrew bersemangat.
“ Kamu sudah lama tinggal disini? Sejak kapan?”
“ Sudah lama, aku tidak ingat lagi sama seperti mu dulu aku terdampar disini, lalu aku kalau kota ini punya semua tempat indah, jadi kupikir akan sangat baik jika aku disini. Disini sepi dan nyaman, aku sangat senang kau datang. Sekarang katakan tempat yang paling kamu ingin datangi?” Endrew sadar Kania belum menjawab pertanyaanya
“ Apa ini surga?” Kania malah bertanya balik.
“ Anggap saja begitu. Aku jadi seperti Nabi Adam , dan percayalah aku yakin kamu adalah Hawa yang dikirim Tuhan untuk menemaniku disini. Tenang saja aku akan membuatmu senang. Jadi jangan berfikir untuk pergi dari sini ” Tiba tiba Endrew menggenggam tangan Kania.
“ Tidak Endrew maaf, aku ingin ketempat yang ramai, aku ingin tempat yang ada banyak orang saling mengenal aku tidak bisa disini!!, aku tidak nyaman sepertinya bukan hak ku untuk terus disini ” Kota ini indah tapi hati nurani Kania tidak mengizinkanya. Kania membebaskan tanganya dari genggaman Endrew.
“ Kau bodoh sekarang pergilah! Kamu bukan siti hawa ku “ Suara Endrew meninggi lalu berlari dengan cepat dan menghilang di ujung jalan .
Sekarang Kania sendirian ia mulai bingung harus pergi kemana, disini tidak ada yang bisa dimintai tolong. Ia berjalan dan terus berjalan. Tiba tiba sebuah tangan entah milik siapa menariknya kembali
**********
Kania membuka matanya pelan pelan. Beberapa orang bersorak sorak disamping ranjangnya.
“ Akhirnya kamu sadar juga setalah koma seminggu ini , Ibu bahagia sekali ” Bisik Wanita paruh baya, Ada sebulir air mata bahagia di pipinya.
Kania terdiam, Baru saja ia berkunjung ke Kota Antara. Antara hidup dan mati.
*****

3 komentar:

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!