Oleh: Gary Adrian (@grydrn)
garydrian.blogspot.com
“Banyak terunduh : 85% ; Waktu : 12 menit 5 detik ; Kecepatan unduh : 25.6 kb/menit”
Tiap detik, sederetan angka itu menampilkan bentuk-bentuk baru. Sedemikian keduanya saling berlomba, kadang cepat dan kadang pun lambat. Data demi data terunduh, dan sederetan angka-angka itu hanya mampu sebatas menaungi perjalanan semua hal terunduh. Berubah-ubah tiap saat, mengganti wujud masing-masing seolah saling bersaing menyombongkan kecepatan terbesar yang dimilikinya.
“Bersaing? Menurutku tidak seperti itu. Kau lihat? Semakin angka “banyak terunduh” besar, maka semakin kecil pula angka lawan saingnya. Semakin lama ku duduk, semakin terasa jelas jarak antarkedua pesaing itu. Bukankah sebuah pertandingan memaksa antarpesaing berjalan sejajar? Pertandingan macam apa ini?”, batinku.
“Banyak terunduh : 91% ; Waktu : 7 menit 17 detik ; Kecepatan unduh : 36,1 kb/menit”
Angka “banyak terunduh” bergerak sedikit demi sedikit, namun nilainya selalu bertambah. Perhatikan teman lawannya si “waktu tersisa”. Untaian-untaian bentuk itu bergerak turun dengan cepat. Satu pesaing hanya mengerjakan semuanya dengan santai, naik sedikit demi sedikit, sedangkan pesaing lainnya membobrok. Tak peduli, data apapun yang mereka sedang naungi itu, kau akan melihat hal yang sama seperti ini.
“Aku baru menyadari suatu hal, apakah hal ini seolah-olah teman palsu? Yang satu hanya bergerak naik, bahkan tidak menengok sedikit pun pada temannya yang lain. Bahkan temannya pun semakin menjongkok martabatnya. Hal ini seolah-olah teman yang memanfaatkan karibnya bukan, hanya mendapatkan keuntungan kalau karibnya itu mengalami kejatuhan?”.
“Banyak terunduh : 95% ; Waktu : 3 menit 28 detik ; Kecepatan unduh : 34,1 kb/menit”
Sederet angka-angka itu seolah tidak mempedulikan hal lain di sekitarnya. Data-data dalam proses terunduh, hanya bergerak maju dilindungi angka-angka itu. Entah seberapa besarnya angka “banyak terunduh”, atau seberapa cepat jatuhnya “waktu tersisa”, namun data tetap bergerak konstan. Semakin lama barisan angka itu bertengger, maka akan semakin dekat kedudukan kau dengan data yang engkau unduh itu, pernahkah kau menyadari hal itu?
“Tunggu, aku mulai tidak mengerti? Apa maksud dari pergerakan data ini. Apakah maksudmu, aku salah dengan hanya mengunduh data yang kuperlukan saat ini? Seegois itukah aku ini? Hanya mempedulikan apa yang menjadi kebutuhanku, tanpa menyadari bahwa di dalam sana, seseorang atau beberapa hal melindungi datamu untuk saling mendekatkan aku dan dataku? Sebodoh itukah aku, tidak pernah menyipitkan sedikit saja mataku pada angka yang semakin lemah kedudukannya itu? Ah, namun apa daya yang bisa kuperbuat ini? Menggagalkan unduhan ini?”, batinku sambil menatap jendela di sebelah kananku. Ku lihat turun hujan dengan derasnya, seolah langit hendak hancur, seolah hatiku hendak runtuh berkeping-keping.
“Banyak terunduh : 98% ; Waktu : 1 menit 40 detik ; Kecepatan unduh : 28,9 kb/menit”
Jangan pusatkan matamu hanya pada angka-angka “banyak terunduh” dan “waktu tersisa”. Coba gerakkan bola matamu sedikit ke kanan. Ya, itulah angka “kecepatan unduh”. Kalau kau perhatikan, angka-angka itu berubah-ubah tak jelas. Naik, turun, bangkit, terpuruk, itu yang dialami mereka selama perjalanan datamu. Ia tak mau ikut campur dengan perlombaan yang sedang terjadi di sampingnya. Ia tampak sangat kebingungan, hendak menyesuaikan dirinya sendiri dengan keadaan sekitar.
“Aku mengerti maksudnya. Apakah maksudmu itu adalah dunia di luar? Dunia di luar tetap bergerak, maju maupun mundur, ke depan maupun berbalik arah. Dunia tak bisa kita paksa untuk terus bergerak maju, namun ada kalanya kita harus mencobai pahit getirnya berada di ambang keterpurukan. Dunia itu tak peduli akan pertandingan yang terjadi, sudah takdirnya untuk terus bergerak dengan arah seperti itu. Itukah maksudmu?”
“Banyak terunduh : 99% ; Waktu : 0 menit 40 detik ; Kecepatan unduh : 4,3 kb/menit”
“Angka “banyak terunduh” seolah hampir sampai pada garis “finish line”, sedangkan angka “waktu tersisa” hanya seolah kembali pada “start line”. Angka “kecepatan unduh” bahkan turun dengan drastisnya. Apa yang sedang terjadi? Seolah-olah, dunia ini tidak adil. Membiarkan yang tinggi menang, dan melupakan yang rendah untuk bangkit dari keterpurukan. Angka-angka itu sudah terpisah dengan sangat jauh, tak mungkin mereka akan saling mengejar? Apakah…”
“Maaf, koneksi internet putus. Proses unduh “Junior Masterchef: Grand Finale.avi” dibatalkan. Cobalah beberapa saat lagi”, tiba-tiba komputer menampilkan pesan ini, disertai dengan bunyi “bip” 2x.
“Proses unduh dibatalkan? Tapi ini sudah kutunggu selama 3 jam! Dan kau hanya membatalkannya dengan sejentik pesan singkat? Kapan aku dapat menonton episode terakhir Junior Masterchef? Banyak sekali pekerjaan dari bosku yang harus kuselesaikan. Ah sial!”, gerutu Andy dalam hati.
Hujan telah berhenti, dan langit mulai cerah kembali. Sinar matahari masuk melalui jendela kamar tidur Andy, dan menyinari tiap senti ruangan tidur kayunya. Sepertinya Andy harus mengunduh kembali data yang diinginkannya itu. Ya, setidaknya kali ini cuaca jauh lebih mendukung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!