Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Senin, 04 April 2011

Amnesia Hati

Oleh: Lidya Christina
@lid_yang


Dia masuk ke ruangan yang kecil itu dengan langkah yang berat. Tas kantornya dia lempar ke atas tempat tidurnya. Di ruang kosnya yang kecil itu dia menghembuskan nafas dengan kuat. Seisi ruangan seakan bergema. Hanya karena salah sedikit saja, dia dimarah habis-habisan oleh bosnya. Hanya karena lupa mengambil kertas fotokopi saja, dia diomel selama beberapa menit oleh teman-teman satu kantornya. Hanya karena lupa waktu saat membaca majalah saja, dia ketinggalan bus sehingga dia harus menunggu puluhan menit lagi untuk bus selanjutnya.
Terpikir dia kejadian semalam. Hanya karena lupa anniversary mereka, pacarnya marah besar dan tidak mau berbicara dengannya. Hanya karena lupa membuat halaman cover, dosennya tidak mau menerima tugasnya. Capek, pikirnya. Tidak ada yang perhatian padaku, tidak ada yang mengerti aku. Dia melihat ke cermin. Aku hanya sendiri di dunia ini, gumamnya dalam hati.

Tiba-tiba, handphonenya berdering. SMS masuk. Dia tidak bergegas mengeluarkannya. Dia pikir, paling-paling SMS dari service providernya. Dia baring di tempat tidurnya.. Tidak tahu apa yang dipikirkannya hingga dia ketiduran. Dia terbangun saat mendengar handphonenya berdering lagi.

“Siapa sih?!”
Message from : Ayah
Rul, ini ayah. Udah baca SMS yang tadi? Kenapa tidak balas? Ayah ganggu,ya?

Tiba-tiba napasnya seperti berhenti. Dia buka inboxnya untuk membaca SMS sebelumnya.
Message from : Ayah
Rul, ini ayah. Baru diajarin cara SMS dengan adek. Gimana kabar Mirul di sana? Kapan pulangnya?

Saat dia tersadar, air matanya sudah membasahi mukanya.
Dia lupa.
Lupa kalau dia mempunyai keluarga yang begitu saying padanya. Lupa dengan masakan ibunya. Lupa dengan kasih sayang ayahnya. Lupa dengan senyuman dan tawa adiknya. Lupa kalau dia mempunyai keluarga di kampung yang selalu memikirkannya, keluarga yang selalu menanti kepulangannya.
Iya, dia lupa kalau dia masih memiliki orang-orang tersayang ini di dalam hatinya.
“Ah, hatiku amnesia.” Katanya sambil tersenyum.

4 komentar:

  1. saya senang dengan tulisan yang bertema tentang orang tua, hampir semua tulisan di blog saya ( http://repyssa.blogspot.com/ ) bertema orang tua, salah satu cara saya mengingat mereka dan mengenang semua jasa2nya

    BalasHapus
  2. yap.... orang2 skarang juga sering lupa memerhatikan orang tua mereka.... ^^

    BalasHapus
  3. Ah, sukaaaaaa. Ketika kita banyak masalah, semuanya kacau, dan kita kira orang-orang sekitar ga peduli, kita lupa ada orang tua yang tanpa diminta tanpa dihubungi, bisa datang tanpa pamrih ._.

    BalasHapus
  4. Hehe..makasih 'sukaaaaaaa'-nya...hehehe...
    Yap... itulah ide dasarnya...saya rasa ini terjadi pada hampir setiap orang deh... ^^

    BalasHapus

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!