Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Selasa, 22 Februari 2011

Angel Hands

Oleh: @stellanike
originally posted at http://www.fictionpress.com/s/2893130/1


Kau tahu, aku iri dengan tanganmu. Yang mulus tanpa kerutan tanda tak pernah melakukan pekerjaan sehari-hari. Yang putih terlindung dari sinar mentari, bagai salju yang turun dari langit—suci. Yang memiliki jemari-jemari kurus, panjang—lentik, kataku. Yang juga terdapat kuku-kuku indah hasil manicure setiap minggu, dengan hiasan berwarna-warni. Seperti milik malaikat.

Ya, ya, ya, tentu kau tahu. Aku ‘kan selalu mengagumi tanganmu semenjak dulu—telah kukatakan padamu pula! Seraya meraba kulit tanganmu, merasakan kehalusan dan keindahan yang tak akan pernah kumiliki, selalu kuucapkan pujian yang tulus dari dasar hati.

Namun, kau tak tahu bahwa aku benar-benar serius, iya kan?

Kau hanya menyahut dengan tawa geli, terdengar sedikit kasihan padaku lalu menarik tanganmu, mulai risih. Namun tak berkomentar apa-apa pada permintaanku yang menginginkannya. Tentu kau kira aku bercanda, eh? Well, tidak pernah satu kali pun aku berdusta, kawan.

Aku menginginkan tanganmu. Ingin-ingin-ingin.

Saat akhirnya kudapatkan yang kumau, tak terkira senang yang kurasa. Debar yang membuncah dalam dada, denyut kebahagiaan, tanda terwujudnya impian yang telah lama diinginkan. Senyum tak lepas dari bibirku, membuat pipi tembamku yang bersemu merah sedikit pegal.

Hei, lihat, aku tak bercanda.

Mendekap kedua tangan yang kuidam-idamkan, rasanya damai, seolah tak ada yang lain di dunia ini. Jemari-jemari yang lentik, dengan kuku-kuku rapi berhias warna-warna kuteks, kulitnya yang mulus dan halus—hampir seluruhnya seperti bayanganku. Memang tangan malaikat.

Anehnya, putih yang kukagumi, yang seperti salju, tak lagi bersih. Memang rasanya seperti salju, dingin. Namun warnanya lebih kebiruan dari biasa. Hei, kau tahu ada apa dengan kedua tangan yang kini menjadi milikku ini?

Ah, aku lupa, kau kan tak lagi dapat menjawab.

Masih kudekap kedua tanganmu yang telah menjadi milikku. Darah yang telah berhenti mengucur dari sayatannya mulai mengering. Dingin, seperti es. Namun tetap cantik. Sepasang tangan malaikat yang lama kuinginkan. Akhirnya kudapatkan juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!