Oleh: Tenni Purwanti (@rosepr1ncess)
Don’t judge a book by it’s cover, banyak orang setuju dengan pernyataan itu, kecuali saya. Disadari atau tidak, selama ini orang memutuskan untuk membeli atau minimal meminjam buku, sedikit atau banyak pasti terpengaruh oleh sampul buku tersebut. Saking pentingnya sampul sebuah buku, penulis rela membayar desainer cover untuk mempercantik bukunya, untuk membuat bukunya menarik bagi calon pembaca atau calon pembeli. Bahkan tidak sedikit orang yang sengaja kuliah desain grafis untuk bisa menjadi desainer cover profesional. Cover buku berkaitan erat dengan pengemasan buku. Selain editing dan lay out, cover adalah faktor yang cukup penting untuk menunjukkan bahwa buku tersebut diterbitkan dengan rapi, dengan profesional.
Ibarat buku, Fashion adalah cover bagi tubuh manusia. Kalau ada yang bilang, jangan menilai seseorang dari penampilannya, saya lagi-lagi kurang setuju. Saya sangat setuju dengan istilah ‘you are what you wear’. Buktinya, siapapun pasti bisa membedakan mana preman dan mana ustadz hanya dari pakaian yang dikenakan. Apalagi dalam hal profesi, penampilan seniman, artis, pengacara, hingga dokter, semua punya ‘fashion’-nya masing-masing yang sangat khas. Fashion membantu kita untuk mengidentifikasi, layaknya sampul buku. Fashion juga mampu menarik orang lain lebih dekat dengan kita. Fashion bahkan bisa membuat orang lain nyaman beriringan bersama kita.
Mungkin masih banyak orang yang menganggap bahwa Fashion adalah bidang yang hanya bisa dipahami oleh orang-orang berpendidikan tinggi, berprofesi membanggakan, dan juga memiliki banyak uang. Fashion adalah sesuatu yang mahal, yang mungkin tak tersentuh orang-orang yang memilih hidup sederhana. Padahal, Fashion sesungguhnya menurut saya adalah keterampilan mempadu-padankan sesuatu dengan hal lainnya agar tampak indah, tampak lebih rapi, layak untuk mendapat perhatian lebih lama. Dan ini tak hanya berlaku dalam penampilan tubuh.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas : Mode atau Fashion adalah gaya berpakaian (tetapi juga dapat termasuk masakan, bahasa, seni, arsitektur) yang populer dalam suatu budaya.
Dari definisi tersebut, kita tahu bahwa Fashion bisa diterapkan di bidang apapun. Sekali lagi, bagi saya, Fashion adalah keterampilan. Dalam penampilan fisik tubuh, fashion adalah keterampilan untuk mempadu-padankan baju dengan celana atau rok misalnya, lalu mencari kecocokannya dengan sepatu, tas, dan aksesoris yang digunakan. Tanpa kita sadari, sehari-harinya, tanpa kursus Fashion sekali pun, setiap orang sudah punya fashion-nya sendiri. Ketika setiap pagi ia memutuskan akan mengenakan baju model apa, warna apa, model rambut seperti apa, lalu aksesoris, tas, dan sepatu yang mana, itupun sudah merupakan aktifitas fashion. Jiwa seni ternyata ada di semua orang, hanya saja tidak semua orang menyadari atau bahkan mengakuinya. Fashion adalah seni. Keterampilan padu-padan.
Contoh Fashion di bidang lain, misalnya masakan. Tidak sedikit chef Indonesia yang sengaja kuliah di luar negeri hanya ingin bisa menghias busa cappuccino dalam cangkir misalnya, atau hanya untuk menghias tampilan makanan agar lebih cantik saat disajikan. Teknik memotong buah, sayur, lalu mengkombinasikannya dengan main menu di atas piring, juga termasuk ke dalam Fashion (dalam bidang masakan).
Contoh Fashion di bidang arsitektur : Seorang Insinyur tak hanya memikirkan tentang konstruksi bangunan dan segala macam yang berhubungan dengan teknik membangun, tetapi juga harus memperhatikan nilai estetika agar bangunan yang dihasilkan selain kokoh juga indah dan menarik. Betapa bergunanya fashion dalam bidang arsitektur ini. Bahkan dalam hal mendesain eksterior dan interior pun, fashion berpengaruh sangat banyak. Keterampilan para desainer diuji, selera fashion-nya dipertaruhkan.
Fashion dalam bidang-bidang lain saja sudah demikian kompleks, apalagi kalau kita membahas fashion dalam bidang fashion itu sendiri. Ada desainer, model, mode, agency, industri kain, industri sepatu, industri baju, bisnis aksesoris, bahkan hingga ada bisnis konsultasi fashion, sekolah fashion, pagelaran fashion, hingga lomba-lomba mulai dari lomba merancang busana hingga lomba pemilihan model berbakat. Fashion bukan lagi kebutuhan, tapi sudah menjadi gaya hidup. Maka disadari atau tidak, kita sudah hidup dalam fashion, hanyut di dalamnya. Namun ada yang memilih untuk hanyut di arus yang biasa saja, ada yang memilih untuk hanyut dalam deras. Ini hanya masalah pilihan.
Kembali ke pembahasan don’t judge a book by it’s cover. Jika ada orang yang cuek dan anti fashion karena hidupnya memiliki prinsip tersebut, itu sah-sah saja. Lagi-lagi ini hanya masalah pilihan. Tapi bagaimanapun disangkalnya, Fashion itu ada, berpengaruh, dan sangat membantu peradaban manusia. Tanpa Fashion, gedung pencakar langit akan kaku dan dingin tak ada estetika. Tanpa Fashion, makanan tak akan menarik meski rasanya enak. Tanpa Fashion, pakaian, sepatu, tas, aksesoris hanya menempel di tubuh tanpa ada unsur keindahan. Fashion menunjukkan peradaban, memberi identitas, dan membantu menarik perhatian. Diakui, ataupun tidak.
So, what’s your Fashion today? Show up your Fashion to the world …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!