Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Senin, 21 Februari 2011

Bukan Pelukan Terakhir

Oleh: Ninda Syahfi
@nindasyahfi
Tema: Peluk


Dor! Aaaaargh..!

Dengan penuh keringat dan nafas yang tersengal - sengal, Lara terbangun dari mimpi buruk. Mimpi buruk yang sama untuk kesekian kalinya. Mimpi yang akan ia simpan sendiri; tidak akan dibagi pada siapapun, apapun, dan kapanpun. Pagi ini Lara merasa ada sesuatu yang tidak beres: dirinya dan sekitar. Ada yang janggal. Terasa hening, dingin, dan kaku. Ia menggigil. Seketika ia menangis. Teringat sosok pria yang sudah lama menjadi pelindungnya. Lara ingin sekali bertemu pria tersebut, sekarang.

Lara berjalan keluar. Semua orang berkumpul, memakai baju hitam. Memberikan pandangan kosong pada dirinya. Ada apa disana? Sekumpulan orang berbaju putih. Siapa pria itu? Mengapa semua orang memeluknya? Seperti sedang merayakan sesuatu. Lara mendekat. Ia mengenali sang pria. Astaga! Papah? Kenapa beliau pucat sekali? Siapa orang - orang ini? Seingat Lara Papah belum pernah mengenalkan mereka padanya. Mereka berjalan pelan ke arah Lara. Ia mundur, mundur, tersungkur dan semua gelap.

Masih dengan penuh keringat dan nafas yang tersengal - sengal, Lara terbangun lagi dari mimpi buruk. Mimpi buruk yang masih sama untuk kesekian kalinya. Mimpi yang kali ini tidak akan ia simpan sendiri. Pagi itu, Papah menyelamatkan Lara dari sebuah tembakan, dalam pelukannya. Bara sang pelaku; kakak kandung Lara. Lara dipaksa memegang pistol dengan tangan kosong setelah kejadian tersebut. Sidik jarinya tertinggal disana. Bara melarikan diri. Papah tewas. Hanya Lara saksi hidup sekaligus tersangka. Ia tidak bisa mengelak. Semua tuduhan jatuh padanya.

Pagi yang cerah. Lara tidak lagi bermimpi buruk. Ia merasa sangat segar dan tenang. Kali ini tidak ada yang janggal. Tidak lagi hening, dingin, dan kaku. Tidak lagi menggigil. Ada Papah disampingnya. Papah tersenyum dan memeluknya. Hangat, nyaman, dan tentram. Terasa terlindungi. Pelukan yang tidak akan Lara lepaskan hingga..

“Bangun!”, teriak sipir penjara.

Lara terjaga dari mimpi indahnya. Pagi ini ia terbangun dari mimpi panjang dan tidak lagi sedang bermimpi. Ini penjara. Benar - benar hening, dingin, dan kaku. Tapi ia tidak merasa menggigil. Sipir menjelaskan bahwa tersangka asli telah ditemukan, Bara Killy, kakak Lara. Lara bebas hari ini. Ia lega dan akan memeluk pusara Papah secepatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!