Oleh: Muhamad Hamdani Syamra
Aku pertama kali melihatmu di sebuah sanggar, saat aku sedang mengantarkan adikku untuk latihan disana. Seorang dengan baju khas penari balet, meliuk-liuk bergerak ditengah ruang latihan di sanggar itu. Sanggar yang mempertemukan aku dengan kamu.
Semenjak hari itu, setiap kali aku mengantarkan adikku ke sanggar, perhatianku hanya tertuju kepadamu. Kamu yang tidak kuketahui namamu. Izinkan aku menuliskan tentang dirimu dalam jiwaku.
Sebait rindu aku titipkan dijiwamu
Aku dengan keterbatasan ingin mencinta
Berjabat tangan dan memandang matamu dengan langsung
Kamu, dengan tarian itu
Begitu indah menurutku yang tak mengerti tarian
Tapi aku paham, keindahan tak dapat dipungkiri
Cinta? Aku tak paham
Tapi aku merasa, jiwaku ikut menari dengan liar
Saat melihat dirimu meliuk-liuk indah didalam sanggar.
Ya! Dan sayangnya hanya sebatas itu yang mampu aku lakukan.
Sebuah surat kutuliskan untuk penari balet itu. Surat yang tak pernah dibaca oleh dia yang selalu menari-nari didalam hatiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!