Oleh: @frahmadani
Mereka lewat di depanku.
Memilah-milah gaun lebar dan korset, mencopot-pasang mahkota dari safir, intan, dan batu berlian. Tersenyum gugup sebelum pesta, pipi mereka merona merah dengan dayang-dayang menunggu dengan sabar di belakang. Mereka yang lain mengencangkan baju zirah dari perak terbaik, dan jubah merah tua yang berdesir saat dikibarkan. Oh, pedang tak pernah lupa di pinggang. Dengan badan ditegap-tegapkan, mereka berlatih berteriak dan mengancam, melotot dengan alis mata dinaik-turunkan.
Menurutku mereka itu lucu sekali. Maka kadang-kadang kudengarkan keluh kesah mereka, dan kubisikkan kata-kata.
Hari yang lain, mereka yang lain lagi lewat di depanku. Berbondong-bondong, jauh lebih ramai dari sebelumnya. Dan rupa mereka, wah, sangat banyak sekali macamnya.
Mereka datang dengan gaun panjang, pendek, panjang sekali, pendek sekali.. Cardigan, blazer, tanktop, dan segudang kosakata baru kupelajari perlahan-pelan. Rambut digelung, tergerai, dipotong pendek, berbentuk air mancur, atau ditutupi sehelai kain. Beberapa mengayun-ayunkan tas tangan, yang lain melilitkan kayu, besi, dan bahkan hewan melata di pergelangan. Jenis yang lain datang dengan kaus dan jeans. Baju zirah berganti jaket beraneka warna dan bahan, dan mahkota berganti topi serta kupluk.
Sungguh, terlalu banyak hal baru untuk diproses secara bersamaan. Semuanya menarik! Alhasil pada masa-masa itu aku hanya diam membisu, dengan mata dan otak sibuk memilah dan mencocokkan, mendata dan mengkategorikan.
Meski secara penampilan sangat beragam, ada satu kesamaan. Mereka sangat gemar menghampiriku, memiringkan kepala, menyeringai, mengedip, mengacungkan kotak kecil berlampu, lalu *blitz!!* mengeluarkan cahaya yang sangat menyilaukan!
Ah.. sepertinya sekarang kalian semua sudah mengetahui siapa aku ;)
Tapi, ceritaku belum usai.
Tak lama setelah itu, duniaku musnah. Semua hilang. Aku melayang beberapa lama hingga tersadar di lembah indah dengan sungai dan ngarai, hutan dan padang rumput yang bersebelahan. Tidak ada siapa-siapa di sana. Kupikir aku akan terus sendirian di sana, sampai akhirnya satu orang muncul. Disusul yang lainnya. Semua sahabatku ada di sana! Mereka kini mengenakan jubah putih bersih dengan air muka senada. Semuanya tersenyum dan tertawa, menghampiriku untuk merapikan rambut dan meluruskan mahkota daun zaitun yang kini bertengger cantik di kepala.
Ah, manusia dan fashion mereka. Kalian tidak pernah membuatku bosan. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!