By: Curacors
I told you.. I told you not to write something that random.. Your writing is a wish.. A wish that will be heard by The Lord.. Please be nice to me.. Write with all your heart and don’t blame to me.. take a deep breath before you write.. please.. it’s for your goodness..
Aku di sini, lagi, di depan buku harian cokelat dengan kertas recycle di dalamnya. Ini buku harian ketujuhku.. sejak SD aku selalu menceritakan kisahku kepada buku harian. I really love doing that.. dia tidak mengeluh ataupun menentang pendapatku. Apapun yang aku rasakan, buku harian ini akan memberiku keheningan yang menentramkan. Kini sudah 7 tahun berlalu, dan aku masih bergantung pada buku harianku..
20 Maret 2011
Umurku : 20 tahun 3 bulan 5 hari
Aku marah.. tapi tidak mungkin jeritan hati ini aku teriakkan pada orang lain, tidak juga pada sahabatku. Cukup aku saja yang tahu dan diay ini. Diary.. maaf.. aku terpaksa membantingmu, melemparmu, kemudian mengambilmu kembali, lalu dengan penuh air mata aku akan mulai menumpahkan isi hatiku padamu. Aku, layaknya seorang pesakitan selalu memperlakukanmu seperti ini. Sungguh beruntung, kau tidak bernyawa diary. Itu adalah hal yang paling aku syukuri di dunia ini bahwa ada makhluk hidup dan benda mati yang tidak bernyawa. Jadi aku bisa menyakitimu sebanyak mungkinkan diary?
Oh diary.. kau tahu aku adalah anak yang baik, lembut, pintar, temanku pun banyak.. aku punya sahabat meskipun terkadang aku merasa lelah dikelilingi oleh mereka. Tetapi aku sayang dengan mereka. Tetapi terkadang aku merasa aku tidak pantas untuk disayangi ketika pikiran – pikiran aneh itu mulai muncul kembali.. diary.. apakah aku sakit? Haruskah aku pergi menemui psikolog atau dokter? Tidak. Ini konyol. Aku malu. Kau tahu diary.. sudah berapa halaman google yang aku telusuri untuk menemukan penyakitku? Kau tahu itu diary.. aku melakukannya di hadapanmu. Aku bahkan menempelkan kertas – kertas print out dari internet itu pada dirimu diary. Kau saksi tunggal diary…
Diary hari ini pikiran itu muncul kembali.. setelah bertemu ibu.. aku selalu merasa aku jahat dan marah pada diriku sendiri.. haruskah aku menghentikan saja detak jantung ini dengan caraku sendiri? haruskah aku yang pergi? BILANG DIARY BILANG!! I HATE MY SELF DIARY!!!
25 Maret 2011
Umurku: 20 Tahun 3 Bulan 10 hari
Hari ini aku bahagia diary.. setelah menahan kantuk semalaman akhirnya aku berhasil mempresentasikan ide inovatifku. Pak Hendi yang gagah itu menyukai caraku mempresentasikan inovasi – inovasiku untuk melaksanakan adaptasi perubahan iklim di wilayah pesisir dan laut Pulau Bali. Apakah aku cemerlang diary dengan menganjurkan pembuatan rumah panggung dari beberapa jenis polymer[1]
Dan melakukan penanaman biorock[2] untuk mencegah pemutihan karang? Diary.. aku sungguh ingin mendapatkan proyek Pak Hendy. I need that money. Kalau aku mendapatkan proyek itu.. aku tidak akan lagi meminta jajan pada ibu. Aku akan memiliki uangku sendiri dan aku bisa menjadi orang paling bahagia di dunia ini. Doakan aku diary.. aku tidak akan meminta lagi jajan pada ibu dan memiliki uang sendiri.. amin…
26 Maret 2011 (11am)
Umurku: 20 Tahun 3 Bulan 11 hari
AAAAAAAA!!! Si*lan! Diary! Aku gagal mendapatkan proyek itu aku gagal!!! KENAPA DIARY KENAPA??!!! Aku selalu begini diary! Di saat keberhasilan telah di depan mata tiba – tiba bagaikan angin ia pun hilang menjauhiku! Kenapa?! !
Jika aku diizinkan untu berbisik padamu maka aku akan berkata bahwa pikiranmu memiliki terlalu banyak hal negatif dibandingkan hal positif. Kau selalu melemparku seperti sekarang. Tahukah kau bahwa aku terluka? Jantungku, tempat di mana seluruh badanku bergantung padaku kini hampir celaka. Jangan salahkan aku jika badanku tercerai berai lalu semua rahasiamu terpisah dan terbongkar. Jangan lempar aku lagi. Aku sekarat.
26 Maret 2011 (1pm)
Umurku: 20 Tahun 3 Bulan 11 hari
Diary sepertinya ibu mendengar keributan dari kamarku.. aku membantingmu lagi diary.. dan beberapa kertas pun terlepas dari badanmu. Maafkan aku diary.. hanya kau yang bisa aku banting.. diary.. ayo kita pergi.. Ibu mengajakku belanja.. sepertinya ia ingin menghiburku. Ibu tahu aku gagal mendapatkan proyek itu, meskipun ibu tidak tahu kalau alasan aku sangat marah adalah karena aku gagal mendapatkan uang. Aku gagal terlepas dari rantai budi yang ibu berikan padaku. Diary kau tahu aku sangat suka belanja tapi kau juga tahu apapun yang aku lakukan dengan ibu akan terasa seperti neraka. Aku benci ibu.
26 Maret 2011 (di Mobil)
Umurku: 20 Tahun 3 Bulan 11 hari
Diary aku membeli beberapa pakaian. Ibu sangat baik membiarkanku memilih apapun yang aku suka seperti biasanya. Tetapi di samping itu aku sangat marah.. kenapa ibu membelikanku banyak hal yang bagus? Apa ia sengaja ingin membuatku berhutang lebih banyak lagi? Apa memang aku yang harus pergi Diary??!!
Jika aku diberi jiwa.. maka aku akan berkata padamu bahwa sepertinya aku tahu kenapa hal – hal yang selama ini kau inginkan tidak tercapai. Dulu kau pernah menulis ingin menjadi ketua departemen eksternal dari BEM kampusmu sehingga kau akan memiliki banyak waktu di luar kampus dan pergi meninggalkan ibumu sesering mungkin, tapi hey.. kau tidak terpilih. Padahal aku tahu kemampuan berbicara di depan umummu sangat bagus. Kau pintar dan berwawasan. Tetapi kenapa kau tidak terpilih? Karena kau tidak boleh meninggalkan ibumu. Restu ibulah yang akan membuka pintu keberhasilan hidupmu wahai Raisa. Aku rasa.. kau butuh psikolog.
26 Maret 2011 (Malam)
Umurku : 20 Tahun 3 Bulan 11 hari
Diary.. maaf malam2 begini aku kembali harus membantingmu dan menginjakmu.. ini salah ibu! Salahkan dia diary! Selalu ibu yang menjadi akar permasalahanku di setiap lembarmu diary. Kau lihat sendirikan diary? Tadi ibu masuk ke kamarku.. mencium keningku.. dan mengatakan selamat tidur. Aku benci itu diary! Tidak tahukah ibu bahwa setiap inchi dia mendekat padaku maka akan semakin kuat keinginanku untuk membunuhnya? tetapi keinginan itu juga sejalan dengan perasaan yang muncul entah dari mana bahwa aku mencintainya. Kenapa cinta dan benci bisa berjalan secara linier[3] diary? Kenapa?! Hal ini sungguh berada di luar akal sehatku! Diary.. Aku tahu aku mencintainya.. Tetapi hasratku untuk membunuhnya juga nyata.. Aku harus bagaimana??
29 Maret 2011 (Pagi)
Umurku : 20 Tahun 3 Bulan 14 hari
Hai diary selamat pagi.. hari ini kau akan ikut aku ke kampus. Seperti biasa.. saat – saat di mana hormonku tidak seimbang aku akan menjadi lebih adiktif lagi terhadapmu diary. Aku tidak bisa pergi tanpa dirimu. Aku tidak mau emosiku meledak dan pertahananku terhadap hasratku yang kadang liar akan pecah.. aku tidak mau itu terjadi. Jadi ayo temani aku ke kampus diary..
29 Maret 2011 (10 am)
Umurku : 20 Tahun 3 Bulan 14 hari
Wahh.. dosenku.. hari ini ulang tahun anaknya.. sempat – sempatnya dia bercerita betapa dia sangat mencintai anaknya yang sedang S2 di Jerman. Mungkin memang takdir seorang ibu untuk merindukan anaknya lebih sering dari sang anak merindukan ibunya. Tapi aku tidak pernah rindu dengan Ibu. Semakin jauh aku dari Ibu rasanya aku semakin senang. Semakin dekat aku dengan Ibu semakin kuat perasaanku untuk membunuhnya. Hingga umurku yang 20 tahun ini.. aku masih tidak tahu penyebabnya. Tetapi membayangkan keberadaan ibuku di akhirat, tidak lagi di dunia sungguh membuatku senang. Aku bahkan bisa tersenyum hanya dengan memikirkan itu dalam kurun waktu 5 detik. Tetapi aku juga tahu hatiku akan menangis. Ahh sudah. Pusing jika aku memikirkan hubungan linier antara cinta dan benci ini. Yang jelas, selama aku tidak terlalu sering berinteraksi dengan Ibu, aku masih bisa menahan hasratku untuk membunuhnya.
29 Maret 2011 (1pm)
Umurku: 20 Tahun 3 Bulan 14 hari
Kuliah selanjutnya.. sungguh membosankan. Untung aku membawamu diary jadi aku bisa hanya sekedar membaca ulang hal – hal yang telah aku tuliskan padamu. Wah.. semuanya tentang Ibu. Untuk umurku yang sudah tidak remaja lagi ternyata aku belum pernah jatuh cinta diary.. sejauh ini permasalahanku hanya Ibu. Janggal sekali.. tetapi inilah aku. Anak yang membenci ibunya, ingin membunuhnya tetapi mencintainya.
Tunggu diary.. rasanya ada beberapa halamanmu yang hilang.. Oh tidak.. di manakah halaman – halaman Februari ini terjatuh? Apa di kantin? Dan kertas – kertas hasil print out dari google pun tak ada. Tidak baik rasanya bila kertas – kertas ini tersebar.. Tuhan tolong aku…
29 Maret 2011 (4pm)
Umurku : 20 Tahun 3 Bulan 14 hari
Diary.. ternyata kau tidak sesempurna yang aku kira.. kau bisa membocorkan rahasia ini kepada orang lain. Dan lihat aku sekarang, aku berada di bawah tatapan mata ibuku yang sudah penuh dengan genangan air mata, terlihat jelas bahwa ia berusaha setengah mati untuk menahan air matanya agar tidak jatuh. Dan kau tahu diary? Aku benci membuat ibuku menangis. Aku tidak ingin ia menangis.. aku hanya ingin ia mati.
“Raisa.. tidak bisakah kau berhenti menulis sejenak, nak.. tatap ibu…”
Tidak. Aku menjawab permintaan ibu pada badanmu diary. Tolong sampaikan padanya.. aku tidak mungkin berhenti menulis. Emosiku sedang tidak stabil diary. Aku tidak mungkin membunuhnya meskipun aku mau. Aku harus menahan diriku diary. Bantu aku. Katakana padanya.. aku tidak bisa berhenti menulis dan jangan menyuruhku berhenti menulis jika ia tidak ingin celaka.
“Raisa kau sungguh ingin Ibu tiada?” Kini Ibu mulai menangis.
Ya. Ya bu. Tapi aku juga tidak mengerti kenapa. Jangan menginterogasiku lagi. Hentikan Bu hentikan.
“Jadi ini sebabnya.. kenapa selama ini dirimu tidak dekat dengan Ibu.. Ibu merasakannya nak.. hanya saja Ibu kira kau tumbuh menjadi gadis pemalu dan sedikit introvert dan itu wajar.. maafkan Ibu nak.. apa salah Ibu?”
Tidak tahu Bu. Tidak tahu, tolong jangan tanya lagi. Dan jangan menangis.
Kini aku sangat ingin mengemis pada Tuhan agar ia memberikanku mulut. Tapi syukurlah.. Ibu merampasku dari tangannya dan membaca semua tulisannya yang sangat aneh. Raisa.. menurutku kau sakit. Ibumu bisa membantumu. Dan sejujurnya.. aku pun penasaran kenapa anak manis sepertimu ingin membunuh ibumu sendiri.. Ibu yang telah melahirkanmu.. padahal sejauh ini aku tahu dan K au pun tahu.. Ibumu baik dan menyayangimu.. Kau sakit Raisa..
“Raisa.. tetaplah menulis dan ayo ikut Ibu.. Kau harus disembuhkan.. anakku Cuma satu.. tidak ada yang harus pergi.. kau ataupun ibu, akan tetap di sini.. di dunia ini..”
1 April 2011
Umurku : 20 Tahun 3 Bulan 17 hari
Diary… maafkan aku selama ini.. aku mengerti sekarang.. sungguh – sungguh mengerti.. ternyata aku sakit. Pada hari itu, 29 Maret, Ibu membawaku ke ahli hypnotherapy. Dia meninggalkanku berdua dengan sang ahli di sebuah ruangan. Aku takut. Aku takut semuanya terbongkar. Dan ternyata memang terbongkar. Tetapi hal ini membawa dampak positif. Aku sudah sembuh diary. Sang ahli membantuku untuk sembuh. Aku jadi tahu dan aku rasa kau pun ingin tahu alasan yang sebenarnya kenapa pikiran untuk membunuh Ibu terus bermunculan sejak aku TK.. sejak aku SD.. hingga beberapa hari yang lalu.. Itu karena.. pada saat aku di kandungan, Ibu pernah berkata secara tak sadar.. “kalau aborsi itu legal.. aku ingin melakukan aborsi pada bayi ini..”. ibu mengakui hal itu. Meskipun sampai sekarang Ibu tidak ingin memberi tahu hal apa yang membuatnya ingin melakukan aborsi terhadapku. Ibu hanya berkata maaf, maaf dan maaf berkali –kali dengan air mata mengalir deras di pipinya. Hatiku sungguh sedih melihat air mata itu Diary. Dan apakah itu ayah yang membuatnya begitu? Ayah yang selama ini tidak aku kenal? Aku sudah tidak mau tahu lagi Diary.. Setelah ahli hypnotherapy itu memasuki jiwaku terlalu dalam dam mengorek isinya ke permukaan.. aku tahu, aku sembuh. Dan aku tidak ingin memikirkan hal – hal yang lalu diary. dan kini, aku ingin mengucapkan sayonara padamu diary.. aku tidak akan membuangmu, aku hanya akan mengganti dirimu.. membuatnya lebih berwarna dan bermakna.. dengan sentuhan emosi positif dan optimisme yang kuat dalam menjalani hidup.
Terima kasih diary.. maafkan kesalahanku selama ini terhadapmu.. dan kau, merupakan saksi tunggal terhadap kesakitan jiwaku selama 7 tahun ini diary..
Terima kasih Diaryku..
-Raisa-
Sama – sama Raisa.. Aku tahu kau akan sembuh.. dan ternyata, tepat di umurmu yang ke 20 Tahun 3 Bulan 17 hari kau sembuh.. Selamat Raisa.. jaga ibumu baik – baik..
-Diary-
[1] : polymer dalam bahasa keseharian lebih dikenal dengan plastic tetapi sebenarnya merupakan gabungan beberapa monomer yaitu rantai berulang dari unsur atom yang panjang.
[2] : suatu proses rehabilitasi terumbu karang dengan memanfaatkan proses deposit elektro mineral yang ada di dalam laut yaitu dengan cara mencangkok terumbu karang.
[3] : berbanding lurus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!