Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Jumat, 01 April 2011

Di Atas Kertas Buram


Oleh Anya Yuthika (@anyayuthika)





"Tolongin gue, please.."
Shana meremas secarik kertas dengan tulisan kecil-kecil yang dipaksakan rapi oleh si penulis yang duduk di belakangnya. Tak lain dan tak bukan adalah Firman, si murid bandel yang jarang sekali menyatroni kelas. Shana seharusnya sudah tidak aneh lagi dengan secuil kertas yang dilemparkan dari belakang, mendarat di mejanya, kemudian Firman agak sedikit 'bersuara' dari belakang, agar Shana tahu bahwa yang melempar kertas itu adalah dirinya.
Firman terdengar berdecak putus asa ketika melihat kertasnya tidak dipedulikan sama sekali. Cepat-cepat, dengan suara pelan dan gelagat yang hati-hati, Firman menyobek kertas buram untuk mengotret dari pengawas. Lama tak ada suara, tiba-tiba Shana dikejutkan lagi dengan mendaratnya kertas lain di mejanya.
"Shana, please.. gue ga bisa satu pun.."
Kali ini Shana yang berdecak. Bukan decak putus asa, tapi decak marah karena merasa ujiannya diganggu oleh yang tidak berhak mengganggu.
"Kapan sih lo mau maju, Man?" Shana berbisik sambil sedikit menolehkan kepalanya ke kiri, agar Firman tahu Shana sedang bicara padanya. Ah sial! Rupanya Shana sama sekali tidak tertarik untuk melakukan sesuatu terhadap kertas itu. Menuliskan jawaban ke atasnya, misalnya.
Putus asa namun tidak mau menyerah, Firman lagi-lagi merusak kertas buramnya yang masih kosong. Hanya dalam hitungan detik, kertas ketiga kembali mengejutkan Shana.
"Shana, please.. ini yang terakhir kali! Tolong!"
Kekesalan Shana sudah sampai tahap ubun-ubun. Dengan sedikit tidak rela, ia akhirnya mengguratkan pulpennya ke atas kertas kiriman Firman. Ia menyalin jawabannya diam-diam.
***
Untuk Shana..
Maaf gue ga bisa ngirim surat pake kertas.. kayak dulu, hehe. Lewat email aja, ya?
Shana! Gue mau ngucapin terima kasih yang berjuta-juta buat elo. Kenapa? Karena elo lah satu-satunya yang ngisiin jawaban buat gue jaman SMA. Hahahaha. Gimana kabar lo, Shan? Gue kuliah di Jakarta sekarang. Dan asal lo tau (dan cuma elo yang tau), gue sekarang ga pernah main-main lagi. Ujian gue yang waktu itu mudah-mudahan jadi terakhir kalinya ujian gue yang ga jujur. Maaf, Shan, gue tau lo pasti ga rela waktu itu, hehe. Tapi gue cuma pengen lo tau aja, ternyata kertas burem yang lo isiin buat gue waktu itu ada gunanya. See? Yaa emang sih gue belum sukses, tapi gue belajar banyak dari elo gara-gara waktu itu.
Thanks Shana! Terima kasih elo udah ngasih gue kesempatan untuk bisa mencoba dan menjadi lebih baik!
Salam kertas burem,
Firman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!