Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Kamis, 10 Februari 2011

Is It A Bad Day? I Don’t Think So.

Oleh: Ninda Syahfi (@nindasyahfi)

Sisil menangis di ujung koridor perpustakaan. Genap seminggu ia kuliah disini. Kampus elite, berkualitas tinggi, dan tentu saja ternama. Sudah seminggu Sisil masih saja sendiri; sifatnya yang pendiam agak menyulitkan dirinya bersosialisasi. Tapi, bukan itu permasalahan Sisil sekarang. Masalah utama hari itu adalah Sisil sedang sial. Sial sekali; stadium 4. Dimulai dari mimpi aneh, bangun kesiangan, telat masuk kelas, lupa bawa dompet, dan sekarang Sisil menangis gara-gara kacamata minus barunya hancur terinjak orang. Kok bisa? Iya. Penyebabnya Sisil kurang berkonsentrasi. Hari itu tumben mushola kampus yang biasa sepi berubah ramai. Setelah wudhu dan bersiap sholat, Sisil meletakkan kacamatanya di ujung sajadah tepat dimana nanti kepalanya akan bersujud. Biasanya Sisil telaten dalam hal ini; tidak lupa menyimpan kacamata di dalam kotaknya. Bukan salah yang lain ketika seorang mahasiswa tidak sengaja menginjak kacamatanya hingga hancur. Kacamata Sisil berwarna serupa dengan sajadah mushola; saru. Sisil kesal, tapi melihat pria itu khusuk sholat, Sisil menahannya hingga mahasiswa tersebut menyelesaikan ibadahnya.

“Maaf.. Gue gak sengaja”, mulai pria tersebut.
“Gue juga salah, tapi.. Lo ngerti kan?, jawab Sisil.
“Iya ngerti kok. Tapi gak sekarang ya, gue gak bawa duit”
“Kapan? Lo bisa aja kan kabur?!”
“Gue janji bayar. Lo simpen aja nomor gue. Affan, anak DKV, semester 3”
“Gue Sisil. Yaudah. Gue tunggu kabar dari lo”

Sisil berjalan menuju perpustakaan, dan menangis disana, hingga..

“Maaf.. dengan Sisil?”, pria manis menyapa Sisil.
“Iya”, Sisil refleks menyeka air matanya.
“Gue Arfan, kakanya Affan, yang tadi ngerusakin kacamata lo”
“Oh.. Iya. Gue juga sih yang salah. Jadi gak enak”
“Adek gue juga sama salahnya. Lain kali hati-hati ya. Jadi berapa harga kacamata lo? Boleh gue cicil? Hehehe”, canda Arfan.
“Hm.. Berhubung ini gak sepenuhnya salah adik lo, gak usah diganti duit deh”
“Loh kenapa?”
“Gak apa-apa. Gue bingung, kok kayak jualan ya? Hahaha”
“Terus gimana dong?”
“Gini aja, gue anak baru, Sastra Inggris, lo bisa bantu gue nyari beberapa buku sastra? Lo jurusan apa?”
“Itu sih gampang. Disini kan bisa search langsung di websitenya. Sini gue ajarin. Oh iya, gue anak DKV, semester 7”

Mereka beranjak ke meja komputer, berdiskusi, bercanda, dan.. sepertinya Sisil tidak sial lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!