Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Jumat, 04 Februari 2011

Reflection

Oleh:  Rikardo Pardede (@rikardopardede)


Suatu kali setelah hujan yang luar biasa menyenangkan menyebalkan (akibatsebenarnya pengen mandi hujan tapi malu suaranya yang berisik dan tidak bisanya saya meninggalkan kos-kosan) mereda, saya berniat pergi. Sekeluarnya dari kosan, dan saya masih sedikit kesal, saya teringat akan suatu filosofi bahwa semua hal terjadi untuk alasan yang baik. Hmmm... kalo boleh diingat-ingat lagi sebuah filosofi tentang hujan, maka hujan itu boleh turun agar keindahan pelangi dapat dinikmati oleh orang banyak pada akhirnya.

Tapi bagaimana setelah hujan yang luar biasa dan meninggalkan genangan air dimana-mana, busur berwarna-warni itu tidak terlihat? Bagaimana bila yang tampak hanyalah langit yang pucat tanpa keindahan sama sekali?

Dengan tetap menggerutu, saya pun meninggalkan kosan. Saya berjalan sampai ke tempat menunggu angkutan umum. Saat akan naik ke angkutan, tanpa diduga, saya menginjak genangan air yang tentunya membuat sepatu saya basah.

"Dasar air coklat menyebalkan," saya menggerutu.

Kekesalan saya semakin menjadi-jadi saat angkutan saya bergerak. Angin yang bertiup kencang seakan-akan membekukan semua otot saya sehingga seakan-akan energi yang saya miliki tidak cukup untuk mensupport segala aktivitas yang dilakukan oleh otot-otot saya. Otak saya pun semakin sulit berpikir tentang esensi dari hujan ini. "Everything happens for a good reason."

"Apa-apaan?" saya berpikir.

Sesampainya di tempat tujuan, saya turun dari angkutan. Di saat saya melihat suatu genangan air, tentunya saya melompatinya. Lalu saya melihat genangan air itu karena penasaran akan warnanya yang bening, tidak seperti genangan air coklat yang saya lihat sebelumya. Saya mendongakkan kepala saya sedikit ke belakang untuk melihat genangan air itu. Saya melihat bayangan wajah saya pada genangan itu.

"Wah, boleh juga nih ngaca disini," gumam saya.

And then it happens.
"Kita bisa berkaca di genangan itu."

Sering kali kita melihat hujanan masalah demi masalah dan hanya melihatnya sebagai genangan air coklat yang menyebalkan. Padahal genangan air itu menjadi coklat akibat kita "injak". Andai saja ita mau berlaku benar terhadapnya, misalnya berkaca pada genangan itu, kita mungkin saja dapat melihat diri kita pada genangan air itu dan melakukan lompatan hidup ke arah yang lebih baik.

Alih-alih melihat hujan itu sebagai suatu permasalahan dan stress atas segala "keruwetan" yang ditimbulkan olehnya, mari kita mau melihat diri kita dan mengintrospeksi diri melalui refleksi (cerminan) dari genangan air itu. Hal ini mungkin tidak hanya bisa mengembalikan keadaan diri kita ke keadaan semula, tapi bahkan membawa diri kita menjadi pribadi yang lebih baik.


EVERYTHING HAPPENS FOR A GOOD REASON. Sekali lagi dengan yakin saya dapat mengatakan hal ini. Mari kita melihat suatu kondisi dari sudut pandang yang berbeda. Bahkan genangan air pun tidak selalu bermaksud buruk. If only we take a closer look and see it in a different way.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!