Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Rabu, 02 Februari 2011

Senyuman Tipis Di Bangku Teater

Oleh: @reynaldosiahaan


Fiuuhhh... Hari itu melelahkan sekali. Dua belas jam sudah kami berkutat dengan angka - angka yang ada di depan komputer. Ratusan kolom dan baris data mewarnai pagi hingga malam kami. Mata sudah sangat lelah dan pikiran sudah muak dengan angka-angka itu. Analisis statistik dan probabilitas memang bukan kesukaan kami tetapi pekerjaan ini memaksa kami melakukannya.

Jam tanganku telah menunjukkan pukul 8 malam. Sebenarnya badan ini sudah merengek untuk dibaringkan di tempat tidur tetapi di sisi lain aku ingin hiburan. Aku melihat ke langit dan berpikir sejenak. "Ayo kita nonton :D", sela salah seorang temanku tiba-tiba. "Ini memang takdir atau cuma godaan, :p" ,pikirku dalam hati. Tanpa berpikir panjang lagi aku memutuskan untuk ikut nonton saja.

Hanya butuh 10 menit bagi kami untuk tiba di depan meja kasir bioskop. Maklum, gedung kerja kami hanya terletak 100 meter dari mall terdekat. Sesampainya di sana, dengan spontan salah seorang dari kami berkata,"nonton yang itu aja" sambil menunjuk sebuah film misteri luar negri. Tidak ada satupun dari antara kami yang keberatan sehingga kami semua sepakat untuk menontonnya.

Entah hanya perasaanku saja atau filmnya memang benar-benar lambat dan membosankan. Bahkan belum juga sampai di pertengahan cerita, aku nyaris tertidur. Aku lihat kiri dan kananku, ternyata tidak satupun teman-temanku yang terbuka matanya. Keadaan bioskop yang remang remang dan hembusan pendingin ruangan sepertinya terasa memanjakan badan yang telah kelelahan itu.

Aku menghela nafasku dan melihat lagi ke sekitarku. Kali ini aku mendapati seorang pria dan wanita duduk tepat di dua baris sebelah kanan di depanku. Aku menduga mereka adalah sepasang kekasih karena yang pria terlihat begitu maskulin dan merangkul yang wanita sementara yang wanita bersandar di bahu yang pria. Seakan tontonan itu lebih menarik daripada filmnya, aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari sepasang kekasih itu. "Wah, mesra sekali. Pasti si pria merangkul wanitanya agar tidak ketakutan dengan filmnya", kataku dalam hati. Tiba-tiba pria ini berdiri. Mataku semakin tertuju padanya. "cinta, aku dah ga tahan lagi nih.", pria ini. Aku penasaran dengan maksud pernyataan itu. "Eike ga tahan lagi. Ngantuk banget nih. Jeung dari tadi juga malah tidur. Bahu eike capek nih. Pulang aja yuukk. ", lanjut (pria) ini sambil melambaikan tangannya gemulai. "Astaga!", bisikku sambil tersenyum tipis. Ternyata mereka bukan pasangan dan bahkan sama saja dengan aku dan temanku, mereka mengantuk melihat filmnya.

Belum juga pemandangan itu menghilang dari memoriku, aku mendengar sedikit kericuhan 2 baris di belakangku. Kepalaku menengok ke sana dengan rasa penasaran. Ada tiga orang wanita di sana dan sepertinya mereka sedang meributkan sesuatu. Aku coba konsentrasi dan mendengarkan percakapan mereka. Awalnya terdengar sayup sehingga kupanjangkan sedikit leherku agar suaranya lebih terdengar jelas.
"Eh, lu napa ngiler di pundak gue sih", cetus cewek1.
"Ah, boong lu. Dah gue bilang, gue ga pernah ngiler kalo tidur", balas cewek2. "Apaan sih, ngiler kok dibahas", tambah cewek3.
"Dah jelas ini ada bekasnya. Ah, jorok lu.", tambah cewek1 lagi.
"Jangan dibahas napa, makanya lu jangan pada tidur dong", sela cewek3.
"Ah, emangnya elu daritadi nonton apa?", ketus cewek 2.
"BBM-an", jawab cewek 3.
...
...*speechless
...

Aku tersenyum lebar dan menepuk dahiku dengan telapak tanganku. "OMG, what was that?" tanyaku aneh dalam hati. Dan tanpa terasa filmnya telah usai. Ketika lampu dinyalakan, orang yang duduk tepat di ujung kanan baris kami bahkan sudah terjatuh dari bangkunya dan tidur di lantai bioskop. Aku tak tahan lagi dan akhirnya tertawa aneh. Betapa anehnya pemandangan malam ini. Ada banyak orang yang ada di teater bioskop ini tetapi lebih dari setengahnya tertidur. Ada yang bertengkar karena iler saat tidur, ada yang minta pulang karena ngantuk dan ada yang terlalu nyaman hingga tertidur di lantai. "Hello, guys. What are you doing here? Ini bioskop bukan kamar tidur.", teriakku dalam hati.

Sampai keluar dari teater itu, aku tidak berhenti tersenyum bercampur heran atas pemandangan-pemandangan yang baru kulihat. Pemandangan yang konyol. Senyuman heran itu lambat laun berubah menjadi senyuman senang. Aku tidak menyangka bahwa hiburan yang kusangka akan kudapat dengan menonton malam ini ternyata malah kudapatkan dari orang-orang yang menonton di bioskop itu. Sambil senyum-senyum sendiri di toilet pria, aku berkata dalam hati, "ternyata bioskop sudah mengalami pergeseran makna menjadi kamar tidur atau mungkin kamar tidur orang-orang ini mirip dengan bioskop. haha"

Pengalaman yang menarik. Bahkan yang paling menarik sejak pertama kali aku menonton di bioskop. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!