oleh Ninda Syahfi (@nindasyahfi)
Milton dan Celey adalah salah satu pasangan muda bahagia, hingga akhirnya nyonya Celey melahirkan anak perempuan cantik, bernama Miley. Hadirnya Miley ke dunia sangat merepotkan kedua orang tuanya. Seperti kisah putri yang dikutuk penyihir jahat, orang tua Miley yakin bahwa putrinya juga terkena kutukan; kutukan kurang ajar. Miley adalah anak tunggal dan keras kepala. Ketika lahir, banyak doa baik untuknya, tapi entah mengapa tidak ada satupun dari doa tersebut yang terwujud dalam diri Miley hingga ia tumbuh menjadi seorang gadis. Pembangkang, pembuat onar, kasar, dan tidak sopan. Mungkin salah didikan, pikir kedua orang tuanya. Cara mereka mengasihi Miley dengan mencukupi kebutuhannya dianggap menjadi penyebab buruknya pribadi Miley. Tidak ada sama sekali yang baik dari dirinya, kecuali parasnya yang cantik.
Kebiasaan membentak orang lain atas pekerjaan yang kurang baik membuat Miley dikutuk oleh sekitar. Banyak yang tersakiti. Banyak yang mendoakan hal buruk terjadi padanya. Berbagai cara dilakukan untuk menjelaskan dan mengingatkan bahwa perilakunya tidak baik. Sebenarnya, semua orang di lingkungannya sayang padanya. Entah tulus, atau karena mereka hanya hormat kepada orang tua Miley yang sangat baik. Akhirnya semua hanya bisa memaklumi.
Makin hari, makin kejam saja peringainya kepada orang lain. Orang tuanya pun tidak lagi dihormati. Nyonya Celey tidak lagi tahan dengan berbagai laporan nakal anaknya. Ia dan tuan Milton sepakat untuk mengirim Miley ke perkemahan, musim panas ini. Mereka berharap sepulangnya Miley dari sana, ada sedikit perubahan baik.
Awalnya, Miley menolak karena ia memilih berlibur di pantai bersama teman-temannya. Ancaman, bahwa semua fasilitas yang ada akan disita selamanya, membuat Miley setuju untuk ikut perkemahan. Namanya perkemahan tentu saja sangat sederhana. Begitupun dengan perlengkapan yang dibawa Miley, sangat sederhana; hanya beberapa yang diperlukan. Miley tidak pusing akan hal ini; ia pikir akan mendapatkan apapun yang ia butuhkan dengan mudah disana, dengan perilaku ‘sok kuasa’nya.
Miley, yang biasa membuat orang lain kesal, dibuat kesal dari awal masa perkemahan. Dimulai dengan tidak ada namanya di daftar peserta kemah, alhasil dia tidak mendapatkan tenda. Setelah diurus, ia harus tidur di dalam tenda sempit bersama gadis gendut, peralatan mandi yang hilang, kamera rusak, dan masih banyak hal buruk lain menimpanya. Hari pertama dan kedua Miley masih bisa tahan. Hari ketiga, dimana ia sangat butuh orang lain tapi ternyata tidak ada orang baik disini, pikirnya, Miley dengan sendirinya berubah menjadi anak manis. Perkemahan ini tidak sama dengan rumahnya. Disini tidak ada yang mau berbagi dengannya. Mungkin cara ia meminta pertolongan yang salah. Intinya, Miley yang biasa kuat berubah lemah hari ini. Ia menangis. Tidak ada alat komunikasi yang boleh dibawa; Miley tidak bisa dengan mudah meminta orang tuanya menjemput. Masih ada sisa beberapa hari untuk menyelesaikan sesi perkemahan ini.
Siang ini Miley berbohong, beralasan sakit; ia tidak mau ikut permainan cari harta karun yang menurutnya hanya membuang waktu. Ia memilih berjalan ke arah hutan. Miley tersesat. Ia mendengar suara seruling. Indah, tapi mistis. Miley takut tapi ia penasaran. Suara tersebut menuntunnya ke sebuah danau, ada gadis manis disana, meniup seruling. Miley menyapa. Nuri, nama gadis tersebut menghentikan permainan serulingnya. Nuri buta, terbukti tatapannya tidak seperti orang yang bisa melihat. Ia tersenyum.
“Pasti kamu peserta kemah disana ya?”, tunjuknya ke arah perkemahan.
“Ia, perkemahan bodoh”, umpat Miley.
“Ikut perkemahan salah satu impianku. Oh, aku Nuri..”
“Miley. Bagaimana bisa kamu bermain seruling?”, tanya Miley ragu.
“Kenapa tidak?”, jawab Nuri lembut.
“Aku tidak pernah sabar ketika jari-jariku salah menutup lubang suara”, saut Miley.
Nuri hanya tersenyum, ia melanjutkan bermain seruling. Miley kembali bertanya:
“Kamu bilang ikut perkemahan salah satu impianmu, kenapa?”
“Banyak teman disana, pasti juga banyak orang baik disana”
“Ah tidak! Mereka jahat. Mereka tidak baik”, umpat Miley.
“Seperti kamu?”, tanya Nuri.
“Apa maksud kamu?!”, bentak Miley.
“Terbukti..”, tegas Nuri. Ia melanjutkan permainan serulingnya.
Miley marah. Ia pergi meninggalkan Nuri sendiri.
Miley sakit. Kali ini ia tidak berbohong. Badannya menggigil. Ia terpaksa beristirahat di dalam tenda. Ia tidak bisa tidur; suara seruling Nuri terngiang di telinganya. Tidak bisa berhenti. Ia menangis, kemudian pingsan.
“Nuri tunggu!” teriak Miley.
Nuri menghentikan langkahnya, “Ada apa Miley?”
“Seruling kamu menggangguku. Aku terus mendengar suaranya di telingaku”
“Itu bukan suara serulingku. Itu suara doa orang-orang yang sayang padamu”
“Apa maksud kamu?!”
“Jadilah baik Miley, orang tuamu sudah sangat tersakiti dengan sikapmu selama ini”
“Dari mana kamu tahu? Kenal mereka saja tidak” ketus Miley.
“Terserah..” Nuri melanjutkan langkahnya.
Miley merasa kepalanya sakit sekali. Sosok orang tuanya terus berputar di kepalanya. Mereka menangis; mendoakan Miley. Ia kembali memanggil Nuri.
“Nuri tunggu!” kali ini Miley memelas. “Aku minta maaf..”
“Sama-sama Miley”, jawab Nuri lembut. “Sudah siap untuk berubah?” Tanyanya.
“Aku tidak tahu harus mulai dari mana untuk menjadi baik..”, Miley menangis.
“Berikan senyuman kepada tiap orang yang kamu temui mulai saat ini”
“Maksudmu bagaimana?”
“Kapan terakhir kali tersenyum?”
“Tersenyum? Hanya tersenyum lalu aku bisa menjadi anak baik?”
“Iya. Mudah bukan?”
“Apa gunanya tersenyum pada orang lain?
“Kamu akan sehat, perasaanmu lebih baik, positif, dan membuat orang lain bahagia”
“Aku tidak bisa”
“Aku saja yang buta tahu bagaimana membentuk senyum. Titik dua, tutup kurung”
Miley terdiam. Ia tertunduk Malu. Nuri menghilang. Miley merasa sakit yang hebat di kepalanya. Suara Nuri yang terus mengingatkannya agar mulai tersenyum menambah rasa sakitnya. Nuri juga bilang sakit itu akan hilang jika Miley setuju akan tersenyum kepada orang lain dengan tulus. Miley mengiyakan. Benar saja, ia merasa sehat. Miley tersadar dari pingsan. Ia sudah di rumah sekarang. Panitia perkemahan memulangkannya. Diluar terdengar suara Tuan Milton dan Nyonya Celey berbincang dengan dokter. Miley bergegas keluar dan memeluk kedua orang tuanya, tersenyum dan meminta maaf. Senyuman tulus perdana terbentuk dari wajah Miley pagi ini. Miley janji akan menjadi anak baik, dan berusaha meminta maaf kepada mereka yang tersakiti.
Terdengar kicauan burung Nuri peliharaan Tuan Milton, merdu sekali. Miley tersenyum pada burung itu, mengelusnya. Ia teringat Nuri, gadis buta yang ia temui di danau. Tiba-tiba Miley merasa ada sesuatu di saku celananya. Sebuah kayu kecil, sama seperti bahan seruling Nuri, terpahatkan titik dua dan tutup kurung, tanda senyuman. Senyum itu bisa merubah semuanya menjadi baik, hal yang mudah bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!