Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Kamis, 10 Februari 2011

Why So Sial?

Oleh: Yolanda Ryan Armindya (@yolanryan)


07.00
Bangun, harusnya td gw denger alarm stengah jam sebelumnya biar bisa masak air buat mandi tapi gagal. Ditambah dengan suara yang masih serak-serak bak dewi persik kurang seksi, gw hanya bisa pasrah dgn pesakitan ini sambil mengucapkan "aji-aji" tahan dingin dari para sesepuh.
Why so sial?

10.00
Sesi mata kuliah pertama berakhir dengan kebingungan harus memilih di antara seminar mata kuliah ini atau tutorial mata kuliah lain untuk hari dan jam yang sama minggu depan. Dua-duanya hal penting dan baru. Dua-duanya terlalu susah untuk dilewatkan. Karena dua-duanya salah satu faktor pendukung saat akan skripsi nanti.
Why so sial?

12.15
Harusnya mata kuliah 'berbicara dan mendengarkan' (re: in English) ini udah selesai sejak setengah jam yg lalu karena hanya pembagian silabus saja tapi gw malah "beruntung" buat ngisi kuesioner seorang dosen yang mau mengambil gelar phD dgn menjawab 360 pertanyaan yang cukup membuat gw harus mencatok bulu mata ini. Sementara lampu LED smartphone sudah menunjukkan tanda-tanda ada 'notif' masuk. Ternyata ввм dari seorang sahabat, singkat namun cukup membuat saya bergeliat di kelas "woy,ada moy di fakultas sebelah." Apadaya gw masih stuck dgn kuesioner setebal kitab itu.
Why so sial?

13.00
Setelah memutar-mutar pencarian dgn beberapa peri kecilku, moy tetap tidak ada. Status: TIDAK DITEMUKAN. Mission: COMPLETELY FAILED. Pesakitan ini pun semakin menjadi-jadi. Suara dewi persik berubah menjadi desahan tanpa timbre.
Why so sial?

15.30
Selesai kelas sebuah bahasa yang you have to believe tat this language is so damn interesting yet dizzy. Perut berdangdut ria mengikuti irama Rhoma Irama riuh-rendah, punggung udah kayak si pungguk merindukan bulan, dan mata 5 watt pun kurang.
Why so sial?

16.15
Gerombolan anak non fakultas sejenis menyerbu stand tarot-ing, gw dan teman-teman menanti dengan sabar bak Rapunzel menanti pangerannya. Akhirnya bisa juga kita ketemu dgn well..bukan pangeran. Mas gondrong bernama salah satu dari rasi bintang yang ada itu mulai menjejerkan kartu andalan kebanggaan hidupnya dan mulai bertutur. "Kamu akan menikah umur 26, tidak bercerai, sehidup semati, anak dua, orang baru, tapi....berondong."
Why so sial?

19.30
Mau menonton dvd tidak original di laptop seorang sahabat yang berasal dari peranakan yg sama dgn merek laptopnya berasal. Lagi-lagi tidak sukses. Pertama, dvd ketinggaln di tempat makan malam, harus balik lg buat ambil. Kedua, ada satu kecoak yang kabarnya buta namun cukup mengganggu kami dengan tingkahnya yg juga membabi buta. Ketiga dan sebagai puncaknya, dvd tidak dapat disetel di laptop hitam yang seolah-olah memberi senyum licik kemenangan kepada kami.
Why so sial?

23.01
Masih terpaku dengan layar smartphone dan belum juga mengirimkan email ini, pikiran masih sibuk dengan "apa kata tukang tarot" itu tadi. Sementara beberapa meter dari gw, meja belajar sudah memanggil-manggil karena masih ada bahan yang harus dibaca untuk mengajar para ABG kurang semangat esok hari.
Why so sial?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!