Semakin merancu saja rinduku ini, sayang. Rindu yang menggumpal-gumpal di seluruh permukaan otakku, membuat aku tak bisa berhenti memikirkanmu. Lama-lama aku kecanduan rindu.
Seharian aku hanya berkutak di kamar, memeluk boneka barney yang sehari-harinya tanpa bosan mendengar cercauan rinduku. Mungkin kalau dia bisa berbicara, dia akan bilang, “Ah, sedikit-sedikit rindu, apa tak bosan merindu terus?”
Aku mungkin terlahir sebagai manusia yang tanpa bosan. Tak pernah bosan mencintaimu, juga merindukanmu. Tuhan menciptanya dengan menimbang rasa terlebih dahulu.
Aku terpenjara disini. Tak bisa lari kemana-mana untuk mencarimu di alam bebas. Hanya bisa merindumu dan sungkan untuk mengucapnya. Mungkin tak cukup nyaliku menerima kalau-kalau kau tak punya rasa yang sama.
Aku teringat saat kau pernah memelukku erat dalam hujan. Hangat. Rasanya seperti kau mendekapku penuh sayang. Luka-lukaku seolah terlucuti perlahan. Sepertinya malam ini aku sangat merindukan pelukanmu, saat aku tak sengaja menikammu waktu itu. Salahku memang, aku sendiri yang membuat diriku tak bisa lagi memelukmu. Salahku juga menuntutmu untuk lebih cepat berlari mendatangi sang Esa.
Maafkan aku, sekarang aku hanya bisa menikmati rindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!