Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Selasa, 25 Januari 2011

Berburu di Saat Malam

Oleh:-MoNa-
http://mooncatz.multiply.com

Matahari mulai meninggalkan langit. Gelap mulai menyelimuti

Sepi.

Sunyi.

Saat matahari sepenuhnya hilang, suara-suara yang tak asing pun mulai terdengar. Awalnya satu suara. Dua suara. Lama-lama suara-suara itu pun bergemuruh memenuhi langit malam. Bahkan bintang pun tidak mau lagi memunculkan cahayanya.

Aku menyeret langkahku. Tersengal-sengal dan gemetaran. Terkadang menabrak dan terjatuh. Namun rasa lapar dan dahaga lebih besar dari apapun.

Kusapukan pandangan di tempat kuberada sekarang. Kumpulan zombie ada dimana-mana. Bulu kudukku merinding. Mereka pun lapar, aku tahu. Segera kuarahkan langkahku ke arah lain. Menjauhi mereka.

Kulangkahkan kaki menuju ke sebuah rumah yang tampak tidak terurus. Ya, bagaimana mau diurus jika memang ditinggalkan penghuninya sejak virus zombie menyebar bertahun-tahun lalu? Yang kuharapkan dari rumah ini hanyalah makanan.

Sepi. Tentu saja. Hanya bunyi langkah kakiku yang terseret di lantai kayu rumah ini yang terdengar. Bingung kulangkahkan kakiku kemana saja. Tidak terlihat adanya makanan tersisa.

"Krieeeetttt.."

Aku terkejut. Bunyinya dari lantai atas. Seperti suara pintu ditutup perlahan. Mungkinkah itu manusia lain?

Kuarahkan kakiku ke tangga. Entah kenapa, langkah kakiku semakin cepat seperti menemukan suatu harapan baru. Kepalaku menengok ke kanan dan ke kiri saat sampai di lantai atas. Kulihat pintu sebuah lemari kayu besar bergerak.

Tanpa pikir panjang lagi, aku setengah berlari ke arah lemari itu. Kakiku yang tak dapat berdiri dengan tegak, kuseret dengan paksa. Hingga kuterjatuh tiba-tiba. Namun, tak mau menunggu lama, aku bangkit kembali dan menyeret kakiku menuju lemari itu.

Lemari itu. Tampak tersimpan harapan.

Kubuka lemari itu dengan kasar. Seseorang berteriak. Seorang wanita usia 30 tahunan.

"Minggir kau! Ampun.. Ampun.. Jangan makan aku.. Jangaaaaaaannn..!!"

Aku tidak mengerti apa yang dikatakannya. Pandanganku hanya terpaku pada lehernya yang terbuka. Helai-helai rambut basah menempel di sana. Jika diperhatikan lebih seksama, terlihat darah mengalir indah di dalam nadinya yang biru.

Darah.

Makanan.

Tanpa berpikir lagi, kuarahkan gigiku ke leher wanita itu. Tak ada lagi yang kuingat kecuali suara lengkingan wanita itu seiring dengan menghilangnya dahagaku.

Ya, aku zombie. Salah satu dari mereka. Aku selalu merasa lapar dan harus lebih dulu mendapatkan makanan sebelum mereka..

1 komentar:

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!