Oleh: Rheza Aditya (@gravelfrobisher)
Kota yang sibuk adalah kota yang tidak pernah tidur.
Kota yang tidak pernah tidur adalah kota yang tidak mengenal malam.
Kota yang tidak mengenal malam adalah kota yang selalu diterangi lampu.
Didalam kota yang selalu diterangi lampu tersebut, terdapat berbagai macam jalan. Berbagai macam gang. Berbagai macam pemukiman. Berbagai macam kendaraan.
Dan yang terpenting; berbagai macam manusia.
----
"Papa?" tanya anak itu.
"Ya, sayang?"
"Kau tidak pergi?"
"Jangan menggunakan kata 'tidak', sayang. Gunakan kata 'belum' seperti seharusnya."
"Papa?"
"Ya, sayang?"
" 'Seperti seharusnya' apa maksud?"
Papanya tersenyum. "Belajarlah merangkai kata dengan benar sebelum bertanya, nak."
"Papa?"
"Ya? Papa sedang sibuk, sayang. Nanti ya.."
"Kenapa nanti?"
Papanya menghela nafas. "Belajarlah menahan rasa ingin tahumu sebelum bertanya, nak."
"Papa?"
"Nami, Papa sedang bekerja, apa kau tidak lihat???"
"Kenapa papa punya hutang?" tanya Nami.
"....darimana...kau tahu nak?"
"Papa?"
"..."
"Kenapa orang-orang diluar tadi tampak seram?"
"..."
"Papa?"
"..."
"Kenapa orang-orang diluar berusaha rusak pintu?"
"..???"
"Papa?"
"Nami, kita harus kabur, sekarang!"
"Kenapa kita harus kabur?"
Nami tidak beranjak dari tempatnya berdiri.
"Papa?"
"DENGARKAN KATA PAPA DAN KITA KABUR LEWAT JENDELA! SEKARANG!"
"Kenapa kabur?"
"NAMI, INI PERINTAH!"
"Papa?"
PLAK!!
"Kenapa papa memukul Nami?"
"SUDAH DIAM DAN IKUT PAPA!"
"Papa?"
BUAK!!
"Ke..napa papa pukul Nami?"
"Nami, kesabaran papa juga ada batasnya ya, kamu harus--"
BRAK!
"Bapak William, kami tahu anda ada didalam!"
"Papa?"
"Ampun, pak! Ampun! Beri kami waktu seminggu--tidak--tiga hari lagi dan kami akan melunaskan hutangnya!"
"Papa?"
"Maaf, William, kau sudah mengulur waktu terlalu lama. Bos kami bukan penyabar, kau tahu."
"Papa?"
"Ka-kalau begitu...silahkan...silahkan ambil apa saja yang ada dialam rumah ini, tapi beri kami tiga hari lagi!"
"Papa?"
"William, kami tidak sebodoh itu. Kami tahu kau sudah mengamankan harta benda-mu seminggu lalu."
"Papa?"
"Apapun..silahkan...apapun..."
"Papa?"
"Sesuai perjanjian, rumahmu akan kami sita.."
"Papa?"
"JANGAN!"
"Papa?"
"AMBIL SAJA ANAK SIALAN INI! KULITI DIA DAN JUAL ORGANNYA!"
"Pa...pa..?"
"Kau yakin, William?"
"Papa...?"
"YA AMBIL SAJA DIA! CUNGKIL MATANYA DAN BERIKAN DIA KEPADA PENYAMUN!"
"PAPA?? PAPA?? PAPA??"
Dengan seulas senyum, si debt collector-pun melaksanakan tugasnya.
Malam itu diakhiri dengan suara anak perempuan yang terus menerus memanggil papanya, sebelum akhirnya mulut mungilnya ditarik dan dipotong, sebelum matanya yang jernih dimasukan kedalam pendingin untuk dijual kemudian.
Bagaimana dengan papanya? Papanya kehilangan segalanya; harga yang pantas bagi orang yang sudah menjual istrinya sendiri kepada orang lain untuk mendapatkan uang.
Papanya ditemukan keesokan harinya, dengan tubuh tergantung beberapa kaki dari permukaan tanah.
Dan yang tidak ia ketahui,
adalah kenyataan bahwa Nami hanya ingin 'papa'nya tahu kalau dia sudah bisa mengucapkan kata 'Papa'.
"Papa..Nami sudah bisa memanggil papa!"
"Papa? Kenapa Mama tidak ada?"
"Papa...meski mama tidak ada, Nami tetap sayang sama papa.."
"Papa..."
----
Kota yang sibuk adalah kota yang tidak pernah tidur.
Kota yang tidak pernah tidur adalah kota yang tidak mengenal malam.
Kota yang tidak mengenal malam adalah kota yang selalu diterangi lampu.
Didalam kota yang selalu diterangi lampu tersebut, terdapat berbagai macam jalan. Berbagai macam gang. Berbagai macam pemukiman. Berbagai macam kendaraan.
Dan yang terpenting; berbagai macam manusia.
Manusia yang jahat, manusia yang baik.
Yang akan memberimu roti ketika kau kelaparan. Yang akan meracunimu jika kau meminta makanan.
Yang akan membuang uang untukmu. Yang akan mencuri uang darimu.
Ya, inilah Hidup.
Blog untuk memajang hasil karya partisipan #WritingSession yang diadakan setiap jam 9 malam di @writingsession. Karena tidak ada yang bisa menghentikan kita untuk berkarya, bahkan waktu dan tempat.
Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!
sadiiiss :(
BalasHapustp anaknya emang ngeselin sih, hehe.
tapi plot ceritanya gw suka.
makasih uda mengapresiasi :)
BalasHapusbaguslh kalau ceritanya bisa tersampaikan xD