Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Senin, 17 Januari 2011

Cokelat dan Puisi

Oleh: @SiGadisPemimpi

Dari jauh aku memperhatikan geriknya. Wajah cantiknya terlihat sumringah. Kotak cokelat serta puisi indah yang aku taruh diam-diam di dalam tasnya, selalu jadi penyebab wajah putih itu memerah. Entah ini kotak keberapa, aku sudah lupa. Yang aku ingat hanya ini cara aku mengungkapkan rasa yang aku punya, untuknya.

Sejak pertama aku bertemu dengannya, duniaku selalu bercerita tentangnya. Hanya tentang dia. Bagiku dia seperti seorang putri yang diturunkan tuhan untuk membuat kehidupanku lebih bernyawa. Tapi perasaan ini hanya bisa ku simpan sendiri, tanpa bisa mengungkapkannya.

Dia tersenyum, saat membaca puisi pendek yang ku buat kali ini. Tak memilikinya secara utuh, tapi memiliki senyum itu dalam ingatan ku sudah cukup. Senyum itu kembali terlihat saat dia mengunyah cokelat yang aku beri hingga habis. Rasanya bahagia sekali bisa melihatnya tersenyum seperti itu.

”Randi!!”

Teriaknya memanggil namaku. Artinya aku harus kembali ke dunia nyata meninggalkan angan-anganku.

Aku berlari menghampirinya.

”Ya?”

”Tolong bawa tas ini ke mobil,” ucapnya sambil menunjuk pada travel-bag yang berisi perlengkapan pribadinya. ”Terus bilang sama Mas Dim aku pamit. Kita harus ke lokasi shooting seterusnya.”

”Siap Mbak!” Jawabku semangat.

Ya, wanita yang aku cintai itu majikan ku sendiri. Seorang bintang terkenal, yang baginya aku hanyalah seorang supir pribadi. Dia adalah bulan dan akulah si pungguk yang selalu meletakkan sekotak kecil cokelat dan puisi indah, diam-diam kedalam tasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!