Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Minggu, 23 Januari 2011

Dibentuk Dengan Kekalahan

Oleh: Reynaldo Siahaan (@reynaldosiahaan)

Bermain bola basket adalah nafasku di masa SMA. Teman-temanku tahu itu. Setiap hari, lapangan sekolah terisi dengan hentakan lari kaki dan bolaku.
6 jam dalam sehari di sekolah sama dengan 2 jam latihan bagiku.
Bagaimana dengan kemampuanku? Aku yakin kamu sudah tahu jawabannya.

Hari itu adalah hari senin. Setiap kelas diberi kesempatan mendaftarkan dirinya untuk Turnamen Lokal Sekolah di cabang olahraga Basket.
Setiap orang yang berminat di kelas telah mendaftarkan dirinya. Bagaimana dengan aku?
Semua orang mendaftarkan dirinya sedangkan aku, aku didaftarkan oleh teman-teman kelasku.
Kamu tahu mengapa? Aku yakin kamu sudah tahu jawabannya.

Hari itu adalah hari jumat, hari pertama turnamen lokal. Kelasku menjadi yang pertama untuk bertanding.
Melawan tim yang hanya berisi pemain voli, tentunya tidak begitu sulit. Tim basket yang berisi pemain voli, bahkan anak kecil bisa memperkirakan kekuatannya.
Bagaimana dengan timku? Aku yakin kamu sudah tahu jawabannya.

5 menit menjelang dimulainya pertandingan, kepercayaan diri meningkat tajam hampir menuju puncak. Pemanasan hanya sekedar formalitas, sekedar mengeluarkan keringat saja. Orang bilang, ini pertandingan yang berat sebelah.
Priiiit.. Detik pertama untuk 20 menit ke depan , dimulai!

5 menit pertama, cerita komedi.
5 menit kedua, cerita thriller.
5 menit ketiga, cerita misteri.
00.20'.00'' , skor akhir 20-13
Bagaimana dengan pemenangnya? Maaf, aku yakin tebakanmu salah kali ini.

Timku kembali ke dalam kelas dengan kepala tertunduk dan badan yang lemah.
Matahari siang itu menjadi saksi kekalahan tragis kami. Air mata bahkan tak bertahan sejenakpun setelah keluar dari mata.
Panasnya matahari siang itu memelas air mata tim.
Aku yakin kamu tahu mengapa air mata itu keluar. Menghadapi pemain voli yang bermain basket.

Kamu pasti merasa heran mengapa kami kalah.
Bukan cuma kamu, kami dan penonton saat itu juga heran.
Namun, tidak perlu heran. Kesombongan bisa menjatuhkan siapa saja ,teman.
Kekalahan bukanlah hasil dari kesombongan. Kekalahan hanyalah salah satu alat yang dipakai Yang Kuasa untuk menunjukkan buruknya kesombongan.

Aku kalah tragis saat itu. Namun kekalahan itu membentukku menjadi sesuatu yang lebih baik.
:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!