Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Sabtu, 29 Januari 2011

Aku sudah Berhenti


by Adyta Purbaya / @dheaadyta
www.adytapurbaya.wordpress.com

.....


18 Desember 2010 – 18 Januari 2011
Okay. Jadi sudah sangat jelas. Hari ini tepat satu bulan aku dipaksa berhenti dari segala jenis kegiatan bernama menunggumu.
Dipaksa? Benar! dipaksa berhenti, karena hari ini tepat sebulan sejak dimana kamu memilih gadis lain sebagai pendampingmu. Bukan aku! Oh, baiklah, mari ku perjelas. Hari ini adalah tepat sebulan kamu jadian dengannya.  Cukup! jangan paksa aku sebut siapa “nya” itu :)
Sedih? Retoris sayang. Kamu tentu tau seberapa besar aku berharap bahwa aku-lah yang akan menemani hari-harimu kelak. Tapi aku tidak menangis. Sama sekali tidak. Bukan karena aku lelah menangisi mu sepanjang tahun ini. Tapi karena aku sadar, gadis itu lebih baik dari segi apapun di banding aku. Jelas bukan? Buktinya kamu lebih memilih dia daripada aku.
Aku sudah biasa jadi orang yang tidak dipilih oleh cinta, sayang. Tapi tidak dipilih olehmu kali ini adalah pukulan terhebat bagi ku. Kamu tentu masih ingat bukan? nyaris dua tahun yang lalu, saat kita mulai memperjelas apa yang menggantung dan terasa menyakitkan itu.
Aku masih ingat detail semuanya dengan jelas. Bahkan ketika kamu bilang bahwa saat itu kamu belum siap. Kamu hanya ingin menamatkan kuliahmu, mendapatkan pekerjaan yang layak, barulah kamu akan membuka hati. Tidak! Kamu tentu tidak bilang bahwa kamu akan membuka hati buat ku. Bahkan kamu memintaku berhenti menungguku.
Tapi, aku sabar, sayang. Aku masih menunggumu. Meski tanpa alasan jelas. Meski tanpa janji apapun dari mu. Aku mungkin kebas hati. Tapi aku tidak pernah lelah menunggumu, sayang.
Aku hanya mengingat ucapanmu. Satu kalimat yang membuat aku berharap. Satu kalimat yang menghalau semua lelah yang bisa saja menghampiri.
Bahwa jodoh pasti akan menemukan kita dengan orang yang tepat. Bahwa kamu suatu saat nanti bisa saja berubah pikiran dan memintaku menemanimu. Bahwa berapa kalipun kita ditemukan dengan orang yang salah, tapi kalau kita jodoh, maka kita akan saling memiliki pada akhirnya.
Iya, sayang. Hanya itu. Tentu kamu tidak menyelipkan janji apapun atas hatimu didalamnya. Tapi bahkan aku bisa bertahan selama ini menunggumu. Yah, meskipun harus dengan beberapa kali mengikat janji dengan yang lain. Tapi, kamu tentu tahu bahwa aku masih menunggumu memintaku.
Aku tidak pernah lelah menunggumu, sayang.  Aku bahkan tidak pernah berniat berhenti. Kamu sosok yang tak pernah lupa aku sebut dalam setiap doa seusai sholat. Bahwa aku betul-betul berharap suatu saat kamu akan memintaku.
Sayang.. Harapan itu sedang terpupuk dengan baik, saat tiba-tiba kamu datang dan mengenalkan gadis itu padaku. Kekasihmu, sayang. Iya, kekasihmu. Kamu telah menetapkan pilihanmu pada seseorang. Kamu mengenalkannya padaku.
Aku tersenyum dan menjabat tangan gadis itu dengan tulus. Baiklah, aku memang iri. Tapi aku senang, sayang. Setidaknya kamu menepati semua omongan mu pada ku. Kamu memang akan menentukan pilihan setelah semua kewajibanmu selesai. Iya aku tau, waktu itu kamu memang tidak bilang bahwa aku-lah pilihanmu. Tapi berharap rasanya tidak salah kan? :)
Kita menghabiskan satu malam mengobrol panjang via sms. Membahas apa yang semestinya sudah tidak butuh dibahas. Tapi kamu merasa ini perlu. Semestinya kamu tidak perlu meminta maaf, sayang. Itu hak mu, toh kamu tidak menjanjikan apapun padaku bukan?
Aku memang menunggu mu, tapi sekali lagi kamu tidak pernah menjanjikan apapun padaku. Jadi jangan merasa bersalah ya.. Aku menunggu mu memang karena aku ingin..
Tapi terimakasih sayang, karena kamu masih memikirkan hatiku. Padahal ketika aku melakukan hal yang sama padamu, berulang kali, aku tidak pernah berusaha menjelaskan apapun padamu.
Kamu menegaskan bahwa aku sudah punya orang lain. Tentu, sayang. Dia sahabatmu. Dan kami sudah berjalan setahun ini. Apa kamu pernah cemburu, sayang?
Kamu memintaku mengikhlaskan kamu dengan pilihanmu, seperti kamu mengikhlaskan aku dengan pilihanku. Sudah pasti, sayang. Tanpa kamu minta pun aku pasti akan mengikhlaskan.
Aku sudah tidak berharap apapun lagi padamu. Aku sudah tidak menunggumu lagi, sayang. Aku sudah melepaskanmu.
Sayang. andai aku sekarang tidak dengannya, apakah kamu akan memintaku? Ah, sudahlah sayang. Tidak usah dijawab. Aku tidak butuh jawaban atau penjelasan apapun lagi darimu.
Terimakasih sayang. Aku belajar banyak hal darimu.
Doakan aku ya, semoga aku bahagia dengan pilihanku. Seperti aku yang selalu mendoakanmu bahagia dengan pilihanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!