Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Sabtu, 15 Januari 2011

Kotak Musik pertemuan ke-13

Oleh : Khoirunnisa Aulia Noor Haryopranoto
@ullylulelo
               
                Tiga belas, mungkin menurut orang ini angka sial. Tidak untuk aku. Memang ini bukan hari terindah, karena di pertemuan ke tiga belas ini, yang juga jatuh pada tanggal tiga belas, aku merelakan kepergian sahabat kecilku. Tidak-tidak, dia bukan meninggalkanku untuk selamanya. Dia masih hidup, sehat, dan masih sama. Namun dia harus pergi ke Amerika untuk menuntut ilmu, ikut keluarga. Ya, keluargalah satu-satunya alasan bagi dia, hingga memutuskan meninggalkan Bandung. Kota yang penuh kenangan ini (katanya).
                Namun, aku bukan tidak sedih dengan kepergian dia, tidak sama sekali. Karena dipertemuanku yang ke tigabelas ini juga, ia berjanji padaku. Suatu saat, ketika ia kembali dari Amerika, ia akan mencariku. Karena ia akan melamarku. Ya, persahabatan kita tidak verujung pada sekedar sahabat, namun berbelok arah kea rah yang mungkin lebih baik menurutku. Kita memang tidak pacaran, aku tidak mau, umur kami masih terlalu muda untuk pacaran menurutku. Tapi kami mengikat janji se-iya sekata. Aku akan menunggunya, sampai ia kembali, 10 tahun lagi. Dan Kevin memberiku kotak musik berbentuk piano terbuat dari kaca untuk kenang-kenangan. Aku memberinya boneka kecil yang dapat mendendangkan sebuah lagu.
                Lagu yang diputar dikotak musik maupun di boneka tersebut sama, itu adalah lagu kesukaan kami sejak kecil. Musik yang mengalun tanpa syair yang membuat kami seringkali terbuai dan masuk ke dalam dunia imajinasi kita. Lagu ini penuh kenangan.
***
10 tahun. Genap sudah penantianku. Aku bergegas mandi dan bersiap menuju bandara soekarno-hatta. Aku turut membawa Shyane. Sahabatku sejak kecil juga, shyane juga kenal dengan Kevin. Kotak music pemberian kevin turut kubawa serta. Bandara kali ini tidak seramai biasanya. Sepi. Aku dengan mudah menemukan sosok Kevin. Dia tidak berubah.
Kevin memelukku erat, terasa sekali, ia kangen padaku. Lalu ia mlirik shyane. Kevin menghampirina, merangkul pundak Shyane dan merogoh tasnya dengan sebelah tangan.
“Taraa!” seru Kevin seraya mengangkat tinggi sebuah kartu
“apa ini Kev?” tanyaku sambil meraih kartu itu. Aku tersentak. Aku terpukul. Aku tidak dapat berkata apa-apa. Ini….ini……….undangan pernikahan. Tertulis rapih sepasang nama didalamnya
Kevin Muhammad Andjadiningrat & Shyane Putri Kamelia
Mereka, mereka berdua…
“kaliaaan..” aku seakan hendak membentak mereka, namun aku tak sanggup. Bahkan aku tak lagi sanggup memegang kotak musikku yang sedari tadi ku genggam. Kotak itu jatuh, hancur, berantakan. Musik itu, lagu itu, tempat iu, percakapan itu, semua seakan terrewind dalam otakku. Apa arti janjinya 10 tahun kemarin? Ditempat ini, iya, tempat ini, saat ia katakan bahwa ia akan melamarku 10 tahun lagi. Lalu untuk apa aku menutup hatiku dari orang lain? Untuk sebuah penghianatan ini kah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!