Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Kamis, 13 Januari 2011

Aku Melihatnya Sama Dengan Aku


By : Laurentia Kartika
@Laurentkartika
www.laurentkartika.tumblr.com
“Kami bertemu, bertatap mata, lalu berkenalan dalam kebingungan.”


Pagi ini aku tersentak bangun dari tidurku. Pukul 10.15. Aku ada janji bertemu dengan seorang teman lamaku di sebuah mall terbesar di kotaku pada pukul 12. Aku merasa terburu-buru karena perjalanan dari rumah ke mall cukup memakan waktu lama, satu jam. Aku bergegas menggeret handukku ke kamar mandi, lalu segera bersiap melesat.
Kami belum pernah bertemu sebelumnya. Kami berkenalan di salah satu media sosial namun tak saling memperlihatkan rupa. Aku memutuskan untuk menyapanya terlebih dahulu karena aku tertarik pada setiap kalimat yang ditulisnya. Ya, kami sama-sama suka menulis. Kami seperti menjadi sahabat pena, saling berbalas kata di setiap kesempatan yang ada. Setahun sudah kami menjadi sahabat pena, lalu kami memutuskan untuk bertemu.
Pukul 12.05 aku sampai di mall, aku langsung bergegas menuju tempat yang kami janjikan seminggu yang lalu. Setelah sampai aku mencari sosok wanita yang mengenakan dress berwarna pink. Dia mengatakannya sehari sebelumnya, katanya supaya mudah mengenalinya.
Sesaat setelah pandanganku berputar putar mengelilingi ruangan, aku ditabrak sosok wanita yang mengenakan dress pink. Seketika mata kami saling bertemu. Aku seperti bercermin, aku melihat diriku di depan mataku, aku yakin ini bukan imajinasi. Aku melihat sorot mata yang sama, bentuk alis yang sama, bibir yang nyaris sama, hingga bentuk badan yang nyaris hampir serupa. Aku tak punya kembaran.
Kami bertemu, bertatap mata, berkenalan dalam kebingungan. Dia seperti kembaranku, tapi berasal dari wanita yang berbeda. Doppelgänger. Aku pernah membaca tentang ini. Aku kini melihatnya dalam realita. Dia di depan mataku.
Sesaat setelah tiga jam kami berbincang, kami memutuskan untuk kembali pulang, saat melambaikan tangan, aku melihat sosok berbeda. Dia bukan orang yang sedari tadi berbincang denganku. Lalu? Apa-apaan ini?!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!