Ketika itu aku tidak sadarkan diri atau benar-benar dalam dunia realita. Begitu takjub aku melihat sesosok hidup bernafas seperti duplikat keindahan diriku. Beberapa kali aku menyakiti diriku, menepuk-nepuk lenganku sendiri. Aku bakal mengira ini hanya mimpi yang sebenarnya tidak penting. Mataku menatap lekat-lekat. Kuhembuskan sedikit udara padanya. Dia hanya tersenyum seperti mengejekku. Aku tampar dia dengan sebelah telapak tanganku. Dia menghindar. Ku pandangi, senyum itu masil menempel pada raut wajahnya. Benar-benar ingin membuatku merasa terbodoh.
Tangan kanannya terangkat, dilambaikannya perlahan-lahan. Aku berpikir, apakah makhluk ini sudah gila. Tidak, tidak, tidak, kenapa orang gila ini benar-benar mirip seperti diriku. Ku tepuk-tepuk kedua pipiku. Sakit yang tersisa. Semakin cepat lambaian tangannya, senyumnya masih sama seperti tadi. Aku tidak akan kemana-mana, aku tidak akan pergi, teriakku dalam hati. Aku tersentak, tiba-tiba dia mendorongku. Ku tahan tubuhku dengan sekuat tenaga. Aku melirik ke belakang agak kesusahan, jurang sudah menganga lebar. Seolah-olah ingin menarikku untuk ikut serta menjadi penghuninya. Makhluk itu mendorongku lagi, kali ini tenaganya dua kali lipat lebih besar. Aku masih mendengar tawanya. Tawa bahagia melihat wajahku ketakutan. Satu dorongan lagi diberikannya pada tubuh lemahku saat itu. Aku hanya bisa berteriak. "Arrrgghhh....!!" Seperti burung tanpa sayap, aku melayang.
Aku pergi menyambut jurang, dia melambai dari atas sana sambil tersenyum, senyum kematian untuk menghantarkan diriku ke dunia lain. Kini cuma ada satu yang seperti aku di atas sana, tidak akan ada dua seperti aku lagi. Karena aku telah mengalah dan dia menang bersama semua misteri yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!