Oleh : Khoirunnisa Aulia Noor Haryopranoto (@auliaully)
http://hotcoldchocolate.blogspot.com
“ayo mah ayo ceritain dongeng lagi mah!” rajuk Via dimalam itu. Via tidak pernah bisa tidur jika belum di dongengkan oleh mamahnya. Dan hanya satu dongeng yang mampu mengantar Via tidur, dongeng favorite yang selalu diceritakan berulang-ulang kali oleh mamahnya.
“ayo sini Vi, mmmm” Mamahnya bergumam sambil mencari buku dongeng favorit Via di rak bukunya. “nah itu dia” seraya mengambil salah satu buku.
“maaah, kali ini Via gamau denger dongeng itu! Bosen mah” rajuk Via
“lalu dongeng yang mana?”
“yang ini” sembari mengambil dongeng berjudul salam terakhir. Entah mengapa, kali ini Via memang aneh, tak se mandiri biasanya. Ia lebih manja.
“baiklah, sini mamah ceritain”
Via pun meringkuk didalam selimut sambil terus dan terus mendengarkan dongeng tersebut. Sambil sesekali menanyakan hal yang tidak ia mengerti. Saat sampai ditengah dongeng telepon berdering.
“sayang, mamah angkat telepon dulu ya” serunya lembut sambil mengelus kepala Viana. Via hanya menjawab dengan anggukkan. Mamah viana seorang dokter dirumah sakit milik kakekknya. Ia termasuk kategori dokter yang selalu ontime dan siap tiap saat, tidak seperti beberapa dokter lainnya yang kadang tidak mau menerima panggilan malam hari. Seperti saat ini, korban tabrak lari yang dilarikan ke rumah sakit kakek tidak bisa menunggu lama, dan mamah menjadi satu-satunya pilihan bila tidak mau telat menangani korban tersebut. Terdengar suara sedikit panik dari luar kamar Via. Via mengerti akan pekerjaan mamahnya tersebut.
Mamah memasuki kamar dengan muka yang dibuat tenang. Ini salah satu kelebihan mamah sebagai dokter, ia mampu berpura-pura tenang. “Via, mamah harus kerumah sakit” kata mamah
“tapi mah-“ belum selesai via bicara sudah dipotong oleh mamahnya “ga akan lama ko, sepulang dari rumah sakit, mamah akan lanjutkan dongengnya” kata mamahnya. Via mengerti ,ia mengangguk dengan senyum manis. Mamah mencium kening Via “selamat malam peri kecilku” ucapnya sebelum ia pergi dan Via memperhatikan punggung mamahnya hingga menghilang.
Ini sudah pukul 12, via sudah tertidur selagi menunggu mamahnya tadi. Sempat didengar suara ayahnya mengangkat telepon. Tapi via tidak tau siapa, mungkin paman Sam ,adik Ayah. Sebelumnya ayahnya juga menawarkan diri untuk melanjutkan dongeng tersebut. Namun Via menolak. Hingga keesokkan paginya, ia terbangun karena suara berisik diluar. Ia berjalan perlahan keruang tengah. Ada paman Sam disana, kalau begitu benar, tadi malam ayah menerima telepon dari Paman Sam. Paman Sam menghampiri Via, memeluk dengan hangat lalu berkata “Via cantik ,baik lagi” lalu tersenyum miris. Via berlalu, menyeret boneka kelincinya dan buku dongeng tadi malam ke kamar mamahnya. Terlihat mamahnya masih berbaring di kasur dengan selimut putih yang cantik. Tv didepannya menyala, menyiarkan berita pagi. Koran pagi juga masih di meja samping mamahnya.
“mah, lanjutin dongengnya mah” kata Via. Namun tampaknya mamah begitu lelah hingga ia begitu lelap. Iseng, Via membaca headline news koran tersebut “ketika sang dokter harus mendahului pasiennya” dan gambar mobil sedan putih ber plat A 24 JAM yang sudah hancur. Mobil itu... mobil itu mobil mamah. Via tersentak. Ia menggoyang-goyang tubuh mamahnya sambil berteriak “mamaah! Bangun mah! Bacain dongeng buat Via mah!” ayah dan paman sam datang, memeluk Via dan berkata “sabar ya Vi, kamu harus kuat. Mamah udah tenang di atas sana Vi”
Seakan tak percaya, via terus berteriak “mamah janji mau nyelesein dongeng ini mah, janji mah” lalu pandangannya gelap dan ia terjatuh pingsan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!