Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Senin, 03 Januari 2011

Hanya Satu Langkah

Oleh @isty_hafid
Ditulis juga  di : http://iceteaaddict.wordpress.com/2011/01/02/hanya-satu-langkah/



Cerita ini adalah fiksi. Ditulis untuk mengikuti writingsession pada tanggal 2 Januari 2011 dengan tema ‘Awal’

Kereta itu telah pergi sejak senja masih berada di perambangan batasnya, namun aku masih belum dapat beranjak dari tempatku duduk. Ini malam terakhir di tahun 2010, stasiun kota mulai sepi, paling hanya tinggal tiga-empat orang yang masih setia menunggu keluarga yang hendak merayakan tahun baru bersama namun hanya bisa mendapatkan kereta yang menjelang malam itu. Penjaja-penjaja makanan, minuman, bahkan rokok pun sudah tidak ada. Tentu mereka menyadari, stasiun bukanlah tempat favorit untuk menikmati kembang api dan semarak tahun baru.

1 Januari 2011. Dalam hitungan jam, hari itu akan segera tiba. Memanggilku untuk segera mengenakan kebaya putih polos untuk persiapan akad nikah, memulai satu lagi babak kehidupanku yang baru. Jika ini adalah sebuah dongeng, maka sebenar-benarnya mungkin ini adalah akhir. Karena cerita sang putri menikah dan hidup bahagia bersama pangeran selalu ada di bagian belakang buku dihiasi dengan tulisan ‘tamat’. Sebuah cerita bahagia yang selalu diimpikan para anak gadis di usia-usia belianya. Aku tak terkecuali.

Satu langkah yang harusnya tadi kuinjakkan di atas kereta jurusan Jakarta harusnya membawaku kepada awal lembaran baru tersebut. Namun kuurungkan dan aku kembali duduk, menikmati akhir tahun sendirian di stasiun. Isi dari pesan terakhir darinya yang kubaca begitu mengharukan, rasanya tak sabar untuk segera berlari ke pelukan pujaan hatiku ketika akhirnya surat pengunduran diri itu kuserahkan kepada atasanku.


“Besok adalah awal dimana kita akan menjadi satu jiwa. Dimana keluarga kita akan bermula dengan aku dan kamu sebagai pendirinya. Yang kuharapkan saat ini hanya satu, kita dan cinta di hati kita tidak akan menemui akhir. Biar selamanya menjadi awal mula. Sungguh, sumpahku kepada semesta dan seisinya, sampai kehidupan setelah mati pun aku akan tetap cinta. “

Tak ada pikiran lain selain dirinya dan tak ada perasaan yang singgah kecuali bahagia yang menusuk sampai ke ubun-ubun. Jika aku memiliki sayap pun rasanya bisa saja aku terbang hingga mencapai langit ke tujuh, bermain bersama ribuan peri-peri kecil. Sedikitpun tak kusangka bahwa cerita bahagia yang harusnya kumulai itu harus berakhir di akhir tahun ini.


“Airaa…”

Suara sesenggukan dari telepon yang kuangkat itu membawa firasat buruk yang menggema hebat sampai ke relung hati. Aku sadar, ada yang tidak beres.


“Di-dia, dia meninggal ra.. ….”

Aku tidak tahu apa penyebabnya, telepon genggam itu sudah tidak lagi berada di genggamanku. Aku bahkan tidak dapat menangis, ekspresi menangis itu sudah tidak mampu untuk mengutarakan  kesedihan yang merajam jantungku ini. Tinggal satu langkah, dan aku akan berada di dalam kereta menikmati senja akhir tahun dan mendapatkan awal cerita kehidupanku yang tidak lagi sendirian, dimana dia akan menjadi bagian paling penting dari kehidupanku. Tinggal satu langkah dan segalanya akan bermula.

Kunikmati malam terakhir di tahun 2010, sendirian, di stasiun kota. Tidak dengan kebaya putih yang harusnya aku coba kenakan malam ini agar besok semuanya sempurna. Kopi kaleng yang berada di sebelahku menjadi saksi bahwa aku satu-satunya yang  berada di stasiun untuk menikmati kembang api warna-warni yang mulai bermunculan menandai pergantian tahun.  Tekadku bulat sudah, besok akan tetap menjadi awal yang baru.

Berita pukul 6 pagi : Seorang wanita berusia 25 tahun meninggal bunuh diri dengan melemparkan dirinya ke kereta yang melaju di stasiun kota Jogja.

Hanya dengan satu langkah, aku dibawa kedunianya. Kematian ini sudah tidak lagi  menakutkan jika dia sudah setia menunggu dan berada disana.

1 Januari 2011. Bagi kami, ini adalah awal. Bukan di dunia yang nyata dan logis. Tidak ada perayaan, tidak ada keluarga. Tapi setidaknya kami bersama, setidaknya jemari kami saling mengait. Memulai semuanya bersama dan tidak perlu takut akan akhir yang akan memisahkan. Sesuai dengan harapan terakhirnya, kami dan cinta kami tidak akan menemui akhir. Selamanya menjadi awal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!