Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Kamis, 13 Januari 2011

Hari Terakhir

@faizalegi (itsjustsomething.tumblr.com)

Disini, aku melihatnya, di pintu masuk Bandara Internasional Adi Sucipto. Klik! Otak dan jiwaku seolah menemukan pasangannya. Tepat di hadapanku, yang semula aku kira adalah cermin. Mata, alis, hidung, dan bibir yang sama seperti yang biasanya aku lihat di cermin. Namun saat dia tersenyum, disitulah aku tersadar bahwa aku tidak sedang memandangi cermin. Aku sudah lama lupa bagaimana cara tersenyum, jadi dia pastilah bukan pantulan bayanganku.

Sama – sama menyadari betapa miripnya kami, membuat kami memutuskan untuk berkenalan. Namanya Rio, jauh sekali dengan namaku. Dia juga berasal dari tempat yang lumayan jauh, Makasar, disanalah dia hidup sejak dilahirkan hingga sore tadi sebelum take-off dari Bandara Internasional Sultan Hassanudin. Darinya aku ketahui bahwa dia sedang dipindah tugaskan ke Jogja oleh perusahaan tempat dia bekerja.

Dalam hati, aku berkata kepada Tuhan. “Tuhan... aku tidak tau arti dari semua ini. Namun aku memutuskan untuk membuat suatu langkah besar yang sebelumnya tidak pernah terpikir olehku. Apapun kelak yang kau takdirkan untukku, akan aku terima dengan bahagia. Kumohon, restuilah pilihanku ini”

Satu jam lagi pesawatku berangkat, pesawat dengan tujuan Singapura. Tidak ada banyak waktu lagi kurasa. Lalu aku ceritakan semua tentangku, seringkas namun sedetil mungkin. Dia hanya terdiam dan memandangku iba. Aku juga mengatakan permohonanku, yang mungkin bagi orang lain terdengar sinting, namun dia menyanggupinya. Aneh juga mengingat kami baru berkenalan kurang dari satu jam yang lalu, namun tidak aneh juga jika melihat kemiripan kami yang lebih dari pasangan kembar identik padahal kami terlahir dari rahim perempuan yang berbeda. Pada akhirnya aku berkata “Kau hanya perlu menemui orang tuaku di Surabaya sebulan sekali, sayangi mereka seperti kau menyayangi orang tuamu. Aku tidak tau berapa lama aku pergi. Kelak, jika aku berhasil memusnahkan kangker yang menyerang otakku ini, aku akan kembali dan kita akan hidup sebagai saudara. Namun jika yang kembali hanyalah tubuhku, tugasmu sudah selesai, kau sudah memberi sedikit perpanjangan waktu kepada orang tuaku untuk mencurahkan kasih sayangnya pada anak mereka.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!