Peringatan keras: setiap karya yang dimuat di Writing Session dilindungi UU hak cipta & penjiplakan pada karya tersebut memiliki sanksi!

Rabu, 05 Januari 2011

Goodnight, Broken-hearted Boy...

Oleh: Faizal Egi

Sekitar dua jam yang lalu, tepat pukul 20.00 WIB kalimat itu terucap dari bibirnya “Aku rasa kita tidak bisa lagi saling melengkapi, sudut pandang kita hanya saling menjatuhkan satu sama lain”.
Kalimat yang hanya bisa aku balas dengan “Oke”, kalimat yang tidak aku ketahui apa sebabnya bisa terucap dari bibir manis itu, kalimat yang akhirnya ditutup dengan ucapan “Goodnight” sebagai akhir dari perjumpaan.

Hahha..! Goodnight?! Cuma itu kata yang kau pilih untuk menutup cerita yang 5 tahun ini kita tulis bersama, dengan tinta warna pink menyala? (err...) Tidak adakah sedikit saja penjelasan dari ‘sudut pandang kita hanya saling menjatuhkan satu sama lain’? Aku merasa kita baik – baik saja, sayang...

Sekarang kau meninggalkanku, terkapar memandang langit – langit kamar yang pastinya tidak tau bahwa aku sedang patah hati, bahkan jika aku nekat meminum sebotol shampo untuk bunuh diri pun dia tetap tidak peduli. Aku termenung dalam kesunyian, benar – benar sunyi yang kurasakan, seolah hanya indra penglihatanku saja yang masih berfungsi. Dan rasanya indra penglihatan itu pun tidak berfungsi dengan baik, karena yang kulihat hanya dirimu. Bayangan terakhir dirimu yang meninggalkanku setelah mengucapkan “Goodnight”.

Dan “Goodnight” darimu itu sukses membuatku kelabakan mencari jawaban saat ini. Apa yang kurang dariku? Apa salahku padamu? Aku tau aku tidak bisa menyediakan waktu 24 jam sehari, 7 hari seminggu untukmu. Aku tau aku sering ngupil dan menempelkannya di tembok kamarmu. Aku tau aku sering kentut saat kita sedang bermesraan terbuai menikmati peran sebagai satu – satunya penghuni dunia. Tapi kau pun tau semua itu dari dulu, semenjak kita belum berpacaran. Apakah semua itu yang menyebabkan kau meninggalkan aku?

So clueless... Aku sama sekali tidak bisa menerka apa yang membuatmu tidak mau lagi mempertahankan hubungan cinta kita. Hanya kata “Goodnight” yang sekarang menari – nari di depan mataku lah yang kau tinggalkan. Kata yang sekarang akan aku artikan sebagai bisikan darimu untuk menyuruhku tidur. Ya! Aku akan tidur, dan berharap saat aku membuka mataku esok hari semua ini hanyalah mimpi dan kau akan tersenyum di depanku dan mengatakan “Good Morning”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!