By : Laurentia Kartika (@Laurentkartika)
Malam inisiasi. Salah satu kelompok dibariskan sejajar, berpakaian minim, menikmati angin malam. Salah satu anggotanya disuruh masuk ke ruang gelap, sendirian. Sisanya ada yang terpaksa menikmati dinginnya air danau, tidur di atas pohon, dan entah dimana lagi tempatnya bersarang melabuhkan mimpi.
Aku yang masuk ke dalam ruang gelap, karena sungkan mengelak. Ku masuki dengan langkah terseok. Tak ada seberkas cahayapun yang menggiring langkah ku masuk. Aku mulai duduk. Peluh bercucuran di seluruh tubuh, kulipat tangan, meringkuk. Aku terpaksa menghayati setiap hembus nafasku yang tersengal-sengal seturut dengan dentuman detak jangtungku yang tak mau berdetak pelan-pelan, seperti hendak berlari dari sesuatu. Tak sanggup lagi kunikmati hembusan angin malam sebagai media memasuki alam lelap.
Berjam-jam aku menahan, tapi percuma, kini nafasku mulai tersendat, aku mencoba memacunya. Untuk memanggil bala bantuan pun aku tak sanggup, suaraku habis larut dalam takut. Percuma, aku lemas, jantungku melemah perlahan. Aku tak sadarkan diri dalam kelam takut gelap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SANGAT DIANJURKAN untuk saling mengapresiasi atau mengkritik tulisan satu sama lain. Kita sama-sama belajar ya!